Jumat 27 Jul 2012 06:46 WIB

Bank Dunia: Krisis Ekonomi Perparah Situasi Palestina

Lambang World Bank
Foto: en.ce.cn
Lambang World Bank

REPUBLIKA.CO.ID, Bank Dunia memperingatkan kondisi kemiskinan di Palestina yang semakin mengkhawatirkan. Organisasi internasional itu menilai krisis perekonomian global mengancam eksistensi Palestina.

Dalam sebuah laporan setebal 181 halaman yang diterbitkan pada hari Rabu (25/7), Bank Dunia mengatakan ketergantungan ekonomi Palestina terhadap bantuan asing ditambah dengan penurunan signifikan di bidang manufaktur dan pertanian selama dekade terakhir menjadi rintangan utama yang dihadapi Palestina.

Bank Dunia menekankan bahwa embargo yang dipaksakan Israel terhadap perdagangan Palestina menjadi salah satu hambatan paling serius bagi kemerdekaan Palestina.

John Nasir, penulis laporan tersebut, menyatakan bahwa ekonomi Palestina saat ini tidak cukup kuat untuk mendukung keadaan tersebut. "Keberlanjutan ekonomi tidak bisa bergantung pada bantuan asing, sehingga sangat penting bagi Otoritas Palestina  untuk meningkatkan perdagangan dan memacu pertumbuhan sektor swasta," tambahnya.

Laporan datar ini bertentangan dengan klaim yang dibuat oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada tahun 2011 tentang kesiapan Palestina untuk membangun sistem perbankan yang kuat.

Lebih dari 100 negara sejauh ini mengakui secara resmi Palestina sebagai negara yang berdaulat berdasarkan perbatasan tahun 1967, sebelum Israel menganeksasi Timur al-Quds (Yerusalem), Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Para pejabat Palestina berkampanye untuk meraih pengakuan PBB sebagai negara merdeka berdasarkan perbatasan 1967 pada pertemuan Majelis Umum PBB pada bulan September mendatang. AS berulang kali mengancam akan memveto prakarsa Otorita Palestina itu di Dewan Keamanan PBB. 

sumber : IRIB/IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement