REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Panglima Angkatan Laut Rusia, Laksamana Madya Viktor Chirkov mengatakan negaranya masih membahas terkait pembukaan pangkalan angkatan laut di Kuba dan Vietnam serta Seychelles.
"Benar, kami sedang berusaha membangun angkatan laut Rusia di luar wilayah Rusia," kata Chirkov kepada kantor berita RIA Novosti.
"Dalam rangka ini kita akan membicarakan kemungkinkan membangun pusat-pusat pasokan materi dan teknik di wilayah Kuba, Seychelles dan Vietnam," kata Chirkov menjelang satu pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pesiden Vietnam Truong Tan Sang Jumat (27/7) malam.
Angkatan Laut Sovyet memiliki pangkalan-pangkalan di negara asing di Cam Ranh, di Vietnam selatan dan Tartus di Suriah. Putin pada tahun 2001 memutuskan akan menutup pangkalan di Vietnam, yang Moskow sewa sejak masa Uni Sovyet, sebagai satu hasil dari perjanjian tahun 1979 antara Vietnam dan Uni Sovyet. Rusia meninggalkan pangkalan itu pada 2002.
Pangkalan Tartus di Suriah, yang dibangun tahun 1971 sebagai pusat pasokan bagi armada Rusia di Mediterenia, merupakan satu-satunya pengkalan militer Moskow di luar Uni Sovyet.
Kendatipun para pengamat menganggap pangkalan Tartus sebagai asset strategis penting bagi Moskow di Mediterenia, prasarananya sederhana dengan hanya puluhan staf berpangkaan di sana pada satu saat dan kapal-kapal angkatan laut hanya datang untuk kunjungan singkat.
Pada awal masa jabatan kepresidenannya, Putin juga menutup satu pos pengawas di Kuba, satu sekutu era-Sovyet, dan apa yang dianggap saat itu sebagai satu langkah penting menuju pada perbaikan hubungan pasca-Perang Dingin dengan Washington.
Tetapi hubungan antara Rusia dan Barat berada dalam satu periode ketegangan pada awal masa jabatan ketiga Putin, Moskow dianggap akan menghidupkan kembali aliansi-aliansi era-Sovyet.
Kantor berita RIA Novosti mengatakan diperlukan membuka pangkalan-pangkalan angkatan laut yang baru di luar negeri pertama diungkapkan tahun 2008 ketika armada Rusia ikut dalam operasi-operasi anti-pembajak di Teluk Aden.
Pada saat itu Angkatan Laut Rusia memikirkan tentang kemungkinan pembukaan satu pangkalan di Djibouti Afrika, kata kantor berita itu.