REPUBLIKA.CO.ID, Bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sanksi yang diberikan Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) terhadap Iran terkait program nuklirnya tidak berpengaruh apa-apa. Karena itu, ia menilai opsi kekuatan militer yang kredibel merupakan langkah yang mendesak untuk dilakukan.
"Kita harus jujur mengatakan bahwa semua sanksi dan diplomasi sejauh ini tidak memberikan pengaruh terhadap program (nuklir) Iran," ujarnya saat bertemu dengan capres dari Partai Republik, Mitt Romney, Ahad (29/7).
"Saya percaya bahwa kita membutuhkan pasukan militer yang kuat dan kredibel, ditambah dengan sanksi, memiliki kesempatan untuk mengubah situasi," katanya menambahkan.
Netanyahu mengatakan kepada Romney bahwa nuklir Iran merupakan bahaya terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Sebelumnya Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Tom Donilon, menginformasikan kepada Israel bahwa Washington telah merancang kemungkinan serangan ke Iran, jika perundingan antara Tehran dan Kelompok 5+1.
Koran Israel Haaretz dalam laporannya Ahad (29/7), menyatakan bahwa Penasehat Senior Keamanan Nasional Presiden Amerika Serikat, menginformasikan kepada Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu tentang rencana tersebut dalam kunjungannya ke Tel Aviv dua pekan lalu.
Mengutip keterangan seorang pejabat tinggi Amerika yang berbicara anonim, laporan itu menambahkan bahwa Donilon telah meyakinkan PM Israel bahwa Amerika Serikat "serius menyiapkan diri untuk kemungkinan jika perundingan membentur jalan buntu dan aksi militer menjadi urgen."
Donilon juga memberitahukan persenjataan dan berbagai kemampuan Amerika Serikat dalam berurusan dengan fasilitas nuklir Iran.