Selasa 31 Jul 2012 09:33 WIB

Inilah Kekuatan Ekonomi Syariah untuk Negara Barat

Bursa Efek Australia
Foto: .
Bursa Efek Australia

REPUBLIKA.CO.ID, Ekonomi syariah memang mendapatkan sorotan dalam industri perbankan. "Secara global, nilai keuangan syariah senilai 1 triliun dolar AS dengan perkembangan mencapai 15 hingga 20 persen. Di Australia sendiri, sektor keuangan syariah sudah bernilai 8 miliar dolar Australia," ungkap kepala pasar saham dari Thomson Reuters, Dr Sayd Farook.

Bahkan, sejak bulan Februari lalu, Australia telah memiliki indeks saham syariah, yang dibeli nama "Islamic Australia Index". Indeks ini digagas oleh perusahaan finansial global, "Thomson Reuters" dan "Crescent Wealth", lembaga pengatur investasi berlandaskan hukum Islam.

Menurut Dr Sayd, lembaga keuangan syariah ini tidak selalu untuk umat muslim. Penawaran konsep yang berbeda dari sistem ekonomi yang ada sekarang, membuat ekonomi syariah menjadi tren baru.

"Banyak orang-orang di luar Islam, termasuk dari Cina, yang merasa sistem ekonomi syariah lebih masuk akal. Mungkin karena elemen kerjasama yang menguntungkan, dimana ekonomi syariah memiliki aturan bagi hasil, sehingga kita selalu berada dalam level yang sama dengan bank. Lebih adil," jelas Dr Sayd.

"Jika dibandingkan dengan sistem perbankan yang ada sekarang, semua soal pinjaman dan utang."

Dipilihnya Australia untuk indeks syariah ini disebabkan karena Australia yang rentan dari gejolak ekonomi dan politik.

"Australia sangat unik, karena bisa menggabungkan pasar keuangan dan peraturan yang sangat kuat, serta dekat dengan pasar yang paling kuat, yakni Asia. Selain itu, Australia juga cukup jauh dari beberapa wilayah yang paling sering bergejolak," jelas Dr Sayd. 

Dengan kelebihan ini, maka akan membuat orang tertarik untuk berinvestasi karena Australia selalu dianggap aman.

sumber : radioaustralia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement