REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Perdana Menteri Mesir baru, Hisyam Qandil, yang bertugas membentuk kabinet baru Mesir, mengatakan bahwa dirinya telah memilih kandidat untuk sebagian besar posisi kabinet terbuka, Senin (30/7).
Daftar tersebut, diakui dia telah diserahkan kepada Presiden Muhammad Mursi. Kabarnya, Qandil telah mewawancarai lebih dari 40 calon untuk memilih kandidat yang paling berpengalaman dan kompeten untuk posisi tersebut.
Ternyata, pembicaraan tentang posisi wakil perdana menteri Negara Afrika Utara untuk urusan ekonomi masih belum berakhir. Sementara pengumuman final dari anggota kabinet baru diharapkan dalam minggu depan.
Pada 24 Juli kemarin, Mursi menunjuk Qandil sebagai perdana menteri baru dan meminta pejabat itu untuk membentuk kabinet baru pada waktunya. Mantan Menteri Irigasi yang berumur 50 tahun itu telah berkonsultasi dengan beberapa kandidat sejak presiden memintanya.
Tim baru akan menggantikan kelompok lama yang ditunjuk para jenderal dari Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF), yang mengambil alih kekuasaan pada Februari 2011 setelah Mesir meluncurkan revolusi melawan rezim pro-Israel, mantan diktator Hosni Mubarak pada Januari. Revolusi akhirnya mengakhiri kediktatoran 30-tahun Mubarak.
Qandil telah menyatakan bahwa dia akan memilih menteri berdasarkan kompetensi mereka. Selain itu, termasuk banyak teknokrat dalam pemerintahannya.
Berdasarkan deklarasi konstitusional, yang dikeluarkan pada tanggal 17, SCAF menguasai anggaran negara dan memberikan kekuasaan memveto atas konstitusi baru, mengurangi kekuasaan Presiden Mursi itu.