REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dalam wawancara dengan stasiun TV Israel, Channel 2 pada Selasa (31/7), mengatakan ia masih membicarakan kemungkinan untuk penyerangan terhadap instalasi nuklir Iran. Netanyahu juga meremehkan laporan bahwa petinggi militer tidak mendukung serangan itu.
Ia mengatakan, Israel tak bisa mengandalkan orang lain saat berurusan mengenai ancaman Iran. Ia membantah laporan jajaran pejabat militer Israel menolak kemungkinan serangan terhadap Iran. "Di Israel, jajaran politik membuat keputusan dan jajaran operasional melancarkannya," kata Netanyahu seperti dikutip Xinhua, Rabu (1/8) pagi.
Menurut laporan harian Yediot Aharonoth, Selasa pagi, para pejabat di Washington baru-baru ini menyatakan, eselon senior keamanan Israel menentang operasi yang takkan melibatkan Amerika Serikat. Dengan mengutip beberapa sumber tanpa nama AS, laporan tersebut menyatakan, Kepala Dinas Intelijen Militer, Panglima Angkatan Udara, Kepala Mossad dan Kepala Angkatan Darat Israel keberatan terhadap serangan militer sendirian oleh militer Yahudi terhadap Iran.
Petinggi senior lain keamanan Israel telah mendapat serangan karena secara terbuka mengecam pernyataan pemerintah tentang Iran. Mantan direktur Mossad Meir Dagan dan mantan pemimpin, Shin Bet Yuval Diskin, sebelumnya telah memperingatkan, serangan tanpa dukungan AS hanya akan membuat program nuklir Iran mundur beberapa tahun. Tindakan tersebut bisa memicu konflik regional dengan konsekuensi bencana bagi Israel.