REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Utusan PBB untuk Irak, Martin Kobler, mendesak pemerintah Irak agar menghindari kerusuhan dalam menyelesaikan masalah pengungsi Iran. Para pengungsi itu ada di pengasingan yang baru-baru ini menetap di satu kamp di Irak. Hal ini disampaikan juru bicara PBB kepada wartawan di Markas PBB, New York, Selasa (31/7).
"Martin Kobler, utusan khusus sekretaris jenderal bagi Irak, menghadiri satu pertemuan pada Selasa mengenai masalah Kamp Baru Irak," kata Eduardor del Buey, Wakil Juru Bicara bagi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, di dalam pernyatan hariannya.
"Dalam pertemuan itu, Kobler mendesak pemerintah Irak agar menahan diri dari aksi kekerasan dalam situasi apa pun dan bersikap baik hari ketika sampai pada masalah kebutuhan kemanusiaan bagi penghuni kamp tersebut. PBB hanya mendukung penyelesaian damai yang manusiawi bagi masalah Kamp Baru Irak," kata del Buey, seperti dikutip Xinhua, Rabu (1/8).
Kamp Baru Irak, yang dulu dikenal sebagai Kamp Ashraf, adalah tempat tinggal beberapa ribu orang Iran di pengasingan. Penempatan kembali para pengungsi tersebut dipicu oleh satu memorandum yang ditandatangani oleh PBB dan pemerintah Irak dengan tujuan menyelesaikan ketegangan antarkelompok berbeda yang ditampung di Kamp itu.
Juru bicara PBB tersebut mengatakan, Kobler juga mendesak warga Kamp Baru Irak, terutama orang yang rentan dan anak di bawah umur, untuk mulai mempersiapkan diri dipindahkan ke Kamp Hurriyat tanpa penundaan.