Kamis 02 Aug 2012 12:00 WIB

'Sebagai Ketua ASEAN, RI Harus Bisa Tekan Myanmar'

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Djibril Muhammad
Pengungsi Muslim Rohingya.
Foto: AP
Pengungsi Muslim Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Gerakan Pemuda Islam (GPI) Kota Semarang menggelar aksi solidaritas terhadap pembantaian etnis Rohingya, Kamis (2/8). Menggelar demo di depan gedung DPRD Jateng, mereka meminta dewan bersama pemerintah pusat menyelamatkan etnis Muslim Myanmar tersebut.

Puluhan pemuda GPI memagari gerbang DPRD Jateng. Membawa spanduk dan bendera GPI, mereka menyerukan tuntutan agar pemerintah dapat segera mengambil sikap untuk menyelamatkan Rohingya. "Selamatkan Rohingya" tertulis pada spanduk besar yang dipasang di pintu gerbang kantor dewan di Jalan Pahlawan tersebut.

Aksi teatrikal juga digelar pemuda GPI tersebut. Mereka bermaksud menggambarkan sadisnya pembantaian etnis Rohingya. Beberapa berperan sebagai Muslim Rohingya yang kemudian diikat, dipukul dan dibunuh oleh pemuda yang berperan sebagai militer.

Koordinator aksi, Su'udut Tasdiq menuturkan, aksi tersebut sebagai seruan agar segera menghentikan pembantaian etnis minoritas di Myanmar tersebut. Menurutnya, Indonesia mampu menyelesaikan konflik tersebut.

"Kami ingin agar anggota dewan menandatangani pernyataan sikap, lalu mengirimnya ke pemerintah pusat yang kemudian diteruskan ke pemerintah Myanmar," ujarnya.

Tasdiq mengatakan, nota kesepahaman yang selama ini ditandatangani pemerintah Indonesia dan Myanmar tidak memberikan penyelesaian nyata terhadap kasus tersebut. Oleh karena itu, kata Tasdiq, harus ada tindakan nyata untuk menghentikan ketidakadilan yang menimpa etnis Muslim Rohingya.

"Kami mendesak pemerintah Indonesia agar mengadakan diplomasi dengan pemerintah Myanmar. Pemerintah Indonesia harus berani mengambil sikap terhadap permasalahan ini. Apalagi sebagai Ketua ASEAN, pemerintah Indonesia harus mampu menghentikan konflik ini melalui jalur hukum," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement