Kamis 02 Aug 2012 12:09 WIB

Kongres AS Setujui Sanksi Baru Untuk Iran

Presiden Amerika Barack Obama dalam salah satu kampanyenya di Oregon, Portland, (24/7). Partai Demokrat Amerika telah menyatakan siap untuk memasukkan perkawinan sesama jenis dalam program kampanye partai secara resmi untuk pertama kalinya
Foto: Reuters
Presiden Amerika Barack Obama dalam salah satu kampanyenya di Oregon, Portland, (24/7). Partai Demokrat Amerika telah menyatakan siap untuk memasukkan perkawinan sesama jenis dalam program kampanye partai secara resmi untuk pertama kalinya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kongres AS, Rabu (1/8), dengan suara bulat mensahkan paket baru rancana sanksi terhadap Iran dengan tujuan menghukum semua bank, perusahaan asuransi dan pemilik pelayaran yang membantu Teheran menjual minyaknya.

Ketentuan AS itu, yang disepakati oleh anggota senior parlemen dari kedua partai, "Berusaha memperketat cengkeraman atas pemerintah Teheran di luar apa pun yang telah dilakukan sebelumnya", kata anggota Kongres dari Republik Ileana Ros-Lehtinen, Ketua Komite Urusan Luar Negeri Kongres.

Rancangan tersebut akan diserahkan ke Gedung Putih untuk ditandatangani oleh Presiden Barack Obama.

"Kami melakukan langkah penting lain guna menghalangi sisa penghasilan bagi pemerintah Iran untuk mendanai perbuatan gelap mereka dan menghindari sanksi," kata Senator Demokrat Tim Johnson, Ketua Komite Perbankan Senat AS.

Senat AS mensahkan rancangan sanksi baru itu dengan suara bulat dan Majelis mensahkannya dengan 421:6 suara. Anggota dewan dari kedua partai di Amerika juga mengatakan mereka siap melakukan tindakan tambahan.

"Ada lagi yang bisa kami lakukan, lebih banyak yang akan kami kerjakan jika Iran tidak mengakhiri program senjata nuklirnya dengan cara bisa diabsahkan dan sepenuhnya," kata anggota Kongres Howard Berman, tokoh senior Demokrat di Panel Urusan Luar Negeri.

Sebelumnya Presiden AS Barack Obama menyatakan akan menjatuhkan sanksi baru bagi Iran. Sanski ekonomi itu menargetkan sektor ekspor minyak Iran dan satu bank di Cina serta Irak yang dituduh telah melakukan bisnis dengan Teheran (baca:AS Beri Sanksi Baru Bagi Iran).

 

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement