Sabtu 04 Aug 2012 08:43 WIB

Ekonomi Kacau, Suriah Minta Bantuan Rusia

Bendera Suriah dan Rusia. (Ilustrasi)
Bendera Suriah dan Rusia. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW---Beberapa pejabat senior Suriah, yang sedang berkunjung ke Moskow, telah meminta Rusia memberi bantuan keuangan dan pasokan produk minyak.

Wakil Perdana Menteri Suriah Qadri Jamil, yang memimpin satu delegasi yang terdiri atas beberapa menteri Kabinet Suriah dalam kunjungan ke Rusia, pada Jumat (3/8), memberitahu wartawan di Moskow bahwa Rusia telah berjanji akan menyediakan bantuan keuangan buat Suriah.

Delegasi tersebut mengadakan pembicaraan dengan para pejabat dan pemimpin bisnis Rusia mengenai cara meringankan konsekuensi dari sanksi Barat terhadap Suriah.

Jamil mengatakan Damaskus ingin memperoleh minyak diesel, gas dan produk lain minyak olahan dari Rusia sebagai imbalan bagi pasokan minyak mentah Suriah. "Kami telah mencapai saling pemahaman mengenai cara menyelesaikan masalah itu," kata Jamil dalam satu pernyataan. 

Namun Jamil tak mengungkapkan perincian mengenai cara mengatasi masalah tersebut. "Sanksi tidak sah telah secara negatif mempengaruhi ekonomi Suriah dan kami meminta bantuan Rusia. Rusia mau membantu Suriah," kata Jamil.

Menteri Keuangan Suriah Mohammed Jleilati, anggota lain delegasi Suriah yang berkunjung ke Moskow, mengkonfirmasi Damaskus telah meminta Moskow memberi pinjaman guna membantu ekonomi Suriah.

"Rusia berjanji akan mempertimbangkan permintaan ini," kata menteri Suriah itu kepada wartawan, setelah pembicaraan di Moskow.

Meskipun menyampaikan kembali betapa mendesak dihentikannya kerusuhan di Suriah, Wakil I Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Denisov menegaskan masa depan Suriah harus diputuskan oleh rakyat Suriah sendiri melalui dialog politik luas tanpa prasyarat apa pun, demikian isi pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia.

"Ia (Denisov) menekankan pentingnya upaya terpadu oleh masyarakat internasional dan oleh semua pihak dalam konflik Suriah" guna mewujudkan gencatan senjata lebih cepat di negara yang dirundung konflik itu, kata Kementerian Luar Negeri Rusia di dalam pernyataan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement