REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komunitas Muslim Amerika Serikat ikut prihatin dengan penderitaan yang dialami etnis Rohingya di Myanmar.
Warga Muslim AS mengirimkan surat kepada pemerintahan Myanmar dan Bangladesh agar memberikan perlindungan kepada sekitar satu juta populasi Rohingya.
Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relation (CAIR), Nihad Awad, mengatakan, Presiden Myanmar, Thein Sein harus segera mengambil langkah untuk menghentikan pelanggaran HAM terhadap Rohingya pasca konflik komunal pada Juni lalu.
"Pemerintahan Anda harus segera bertindak untuk menghentikan pelanggaran HAM oleh aparat keamanan dan membuka akses bagi organisasi dan pemantau internasional," tulis Awad dalam surat yang ditujukan untuk Thein Sein seperti dilansir Irrawaddy, Jumat (3/8).
Setelah keamanan kembali pulih, lanjut Awad, Myanmar harus segera merevisi Undang-Undang Kewarganegaraan 1982. "Undang-Undang yang menolak pengakuan terhadap Muslim Rohingya harus direvisi," ujarnya.
Sementara dalam suratnya untuk Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Awad meminta negara itu melindungi pengungsi Rohingya yang mencoba menghindari kekerasan di Myanmar.
"Pemerintah Bangladesh, dengan dukungan dari komunitas internasional, harus memberikan seluruh bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan bagi orang-orang yang terpaksa meninggalkan Myanmar. Penolakan terhadap bantuan ini akan mengakibatkan penderitaan lebih besar yang harus kita cegah bersama-sama," tulis Awad.