Sabtu 04 Aug 2012 23:23 WIB

Inilah Pengakuan Seorang Muslim Rohingya

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Heri Ruslan
Seorang Muslim Rohingya
Foto: Reuters/Andrew Biraj
Seorang Muslim Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Keterlibatan militer pemerintah Myanmar dalam kerusuhan etnis di Negara Bagian Rakhine Myanmar bukanlah sekedar dugaan.

Salah satu pengungsi yang berhasil meninggalkan kampung halamannya di Rakhine, Muhammad Rofiq (17) menceritakan kekejian yang dialamatkan kepada etnis Muslim di sana, saat menjadi tamu dalam Dialog Interkatif 'Rohingya Terlunta, Wajah Kaum Minoritas Yang Tertindas', Sabtu (4/8) di ICIS Jakarta.

Dia tak ragu mengatakan kekejian itu dilakukan oleh oknum Buddha yang tidak menyukai keberadaan Muslim di wilayah utara negara tersebut. Namun kata dia, prilaku bar-bar itu semakin menjadi lantaran militer dan aparat setempat melegalkan pembantaian terhadap muslim tersebut.

''Buddha dan militer yang mendatangi rumah-rumah kami saat tengah malam,'' cerita Rofiq dalam logat melayu yang tak lancar. Dia melanjutkan, setiap tengah malam warga selalu dihantui dengan aksi sweeping warga Rakhine.

Dibantu militer, sweeping tersebut hanya menargetkan etnis Muslim Rohingya. Mereka, terang Rofiq, menggeledah setiap rumah, merampas perhiasan dan harta benda, serta kebutuhan pangan lainnya. Aksi perkosaan juga tak jarang dilakukan oleh oknum tersebut.

Ia juga menuturkan, aksi mutilasi organ tubuh juga dilakukan. Pembunuhan yang dipaksa juga menjadi permainan oknum-oknum tersebut. Pembakaran rumah ibadah, dan pengosongan pemukiman agar bersih dari etnis Muslim Rohingya, jadi tragedi yang pasti sulit dilupakan olehnya.

''Mereka (oknum) memaksa untuk membunuh saudaranya sendiri, lalu memaksa menguburnya di halaman rumah,'' ujar dia.

Dia tidak tahu apa yang menjadi penyebab kelompoknya menjadi sasaran keji itu. Yang dia yakini, hanya kebencian yang tampak dari muka-muka bengis yang berencana menghabisi kelompoknya.

'Mereka membawa senjata, membawa botol berisi minyak, yang diatasnya terdapat kain, lalu membakar dan melemparkan ke rumah-rumah kami,'' terang dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement