Sabtu 04 Aug 2012 23:52 WIB

SBY Minta Bantuan untuk Rohingya tak Cederai Persahabatan RI-Myanmar

Rep: Esthi Maharani/ Red: Heri Ruslan
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Rumgapres/H Abror Rizki
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Solidaritas dan bantuan masyarakat Indonesia untuk muslim Rohingya terus berdatangan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi solidaritas masyarakat Indonesia itu,  tetapi ia mengingatkan agar bantuan itu bisa disalurkan tepat sasaran.

Masyarakat Indonesia juga diminta untuk berkonsultasi dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri untuk menyalurkan bantuan. 

"Saya ingin mengajak dan menyerukan kepada rakyat Indonesia, utamanya  komunitas dan komponen tertentu yang memiliki solidaritaas, memberikan bantuan kemanusiaan kepada etnis Rohingya. Saya berterima kasih dan memberikan penghargaan atas bantuan dan solidaritas. Agar bentuk kepedulian dan solidaritas bisa diwujudkan dengan sasaran yang tepat. Saya berharap berkonsultasikan dengan pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Luar Negeri," katanya saat memberikan keterangan pers di kediamannya di Puri Cikeas, Sabtu sore (4/8).

Ia mengatakan hubungan antara pemerintah Indonesia dan Myanmar cukup dekat, baik secara bilateral maupun dengan negara kawasan. Karena itu pula, kepedulian yang ditunjukkan Indonesia lewat berbagai macam bantuan dari masyarakatnya diharapkan bisa diterima tanpa mencederai persahabatan kedua negara.

Apalagi jika berkaca pada konflik yang pernah terjadi di Indonesia, pemerintah setempat dipastikan akan lebih berhati-hati dengan bantuan asing yang datang ke Myanmar.

"Saya ingin kepedulian dan solidaritas, dan tawaran agar Indonesia turut mencari solusi di satu sisi benar-benar bisa menyalurkaan dan mewujudkan perhatian dan kepedulian. Di sisi lain jangan sampai menimbulkan salah terima dan persepsi dari pemerintah Myanmar," katanya.

Ia beranggapan kehati-hatian pemerintah Myanmar dalam menerima bantuan asing pun pernah dilakukan Indonesia saat terjadi konflik komunal dan konflik horizontal di Poso, Ambon, dan Aceh. Pada waktu itu, Indonesia tidak bisa begitu saja menerima bantuan asing.

"Waktu konflik Poso dan Ambon, saya sebagai presiden tidak bisa begitu saja menerima bantuan asing. Oleh karena itu, marilah kita jaga semua ini," katanya.

Ia pun menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dan tetap memberikan bantuan kepada Myanmar.

"Indonesia akan berbuat apa yang perlu diperbuat untuk misi kemanusiaan, tapi sebagai negara Asean kita ingin berkontribusi sehingga membawa kebaikan bagi Myanmar, Indonesiaa, dan dunia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement