REPUBLIKA.CO.ID, MULTAN -- Polisi Pakistan hari Sabtu menyatakan telah menangkap lima militan Taliban yang merencanakan "serangan-serangan teror" di kota wilayah tengah, Multan, dan daerah-daerah lain di kawasan itu.
"Teroris anggota kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) Noor Gul ditangkap atas petunjuk intelijen," kata kepala kepolisian kota itu, Aamer Zulfikar, kepada wartawan.
Kelompok "Noor Gul" belum pernah terdengar sebelumnya, dan Zulfikar tidak menjelaskan di mana atau kapan orang-orang itu ditangkap.
"Mereka berencana melakukan kegiatan-kegiatan teroris menjelang peringatan kematian syahid Hazarat Ali, kalifah keempat Islam, pada pekan depan," katanya.
Ia menambahkan, kelompok itu aktif di daerah selatan provinsi Punjab dan berencana menyerang kota-kota lain di kawasan itu.
Polisi juga menyita senjata berat dan amunisi yang mencakup pistol dan senapan serang dari para militan itu.
Sementara itu, Sabtu, enam orang tewas dalam ledakan petasan yang disimpan di dalam sebuah rumah di Multan.
Zulkifar mengatakan, beberapa bangunan berdekatan rusak akibat ledakan itu, yang juga mencederai sedikitnya 10 orang.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.000 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.