Ahad 05 Aug 2012 11:07 WIB

Ekonomi Morat-marit, AS akan Dipaksa Keluar Timur Tengah

Tentara AS bersama manuskrip kuno Irak yang dibawa ke AS
Foto: AFP
Tentara AS bersama manuskrip kuno Irak yang dibawa ke AS

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Direktur Lembaga Analisis Militer dan Politik Rusia Alexander Khramchikhin, mengatakan, militer Amerika Serikat (AS) akan dipaksa keluar dari Timur Tengah. Pasalnya, ekonomi negara Paman SAM itu sedang morat-marit.

Pernyataan itu ditegaskan Khramchikhin dalam wawancara dengan  radio Rusia "Voice of Rusia" pada Sabtu (4/8).

Ia menyatakan AS dipaksa untuk mengurangi militernya di wilayah Timur Tengah. Ahli Rusia itu menambahkan, AS tak bisa mempertahankan kehadiran militernya di wilayah tersebut.

Khramchikhin menambahkan AS tak memiliki anggaran untuk melanjutkan kehadiran militernya di Timur Tengah, karena anggarannya mengalami defisit yang sangat besar. Defisit anggaran AS mencapai 1.200 miliar dolar AS pada tahun fiskal berjalan.

Mengenai keputusan AS untuk meninggalkan Timur Tengah, ia menyatakan satu tanda ialah pengurangan ketergantungan AS pada minyak Timur Tengah dan dalam 10 tahun belakangan tingkat impor minyak dari daerah itu telah berkurang tajam serta bagiannya dari 25 persen telah mencapai 15 persen.

Suriah

Mengenai kemungkinan campur tangan militer asing di Suriah, ahli Rusia tersebut mengatakan mengingat dukungan luas rakyat Suriah bagi pemerintah dan kemampuan militernya, tampaknya itu tak mungkin.

Kramchikhin juga mengatakan mengingat masalah militer dan ekonomi AS, negara Paman Sam tersebut tak ingin terlibat dalam operasi militer di Suriah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement