Senin 06 Aug 2012 03:29 WIB

Brutal, Aksi Penembakan Kembali di AS

Rep: bambang noroyono/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anggota tim SWAT mengepung Kuil Sikh Wisconsin, AS tempat dimana terjadi aksi penembakan pada Ahad, 5 Agustus 2012 .
Foto: AFP
Anggota tim SWAT mengepung Kuil Sikh Wisconsin, AS tempat dimana terjadi aksi penembakan pada Ahad, 5 Agustus 2012 .

REPUBLIKA.CO.ID, OAK CREEK, WISCONSIN - Kepolisian Wisconsin menyatakan sedikitnya tujuh orang meninggal akibat penembakan di sebuah kuil Sikh yang terletak di kawasan Oak Creek, Wisconsin, Amerika Serikat, pada Ahad (5/8) dini hari waktu setempat.

Kepala Kepolisian Greenfield Bradley Wentlandt menyatakan empat orang ditembak di dalam Kuil Sikh Wisconsin di daerah pinggiran Milwaukee dan tiga orang lagi di luar, termasuk seorang bersenjata yang dibunuh oleh polisi. Penembakan terjadi ketika kuil tersebut melakukan acara keagamaan. "Ini informasi yang kami miliki," kata Wentlandt kepada wartawan di luar kuil itu seperti dikutip AFP.

Smiran Kalekam, seorang keponakan dari salah satu korban cedera, mengatakan, sejumlah orang bersenjata tak dikenal memasuki dapur Kuil Sikh Wisconsin di Oak Creek sekitar pukul 10.30 waktu setempat (pukul 22.30 WIB) dan mulai melepaskan tembakan. Menurut wanita itu, ibunya mengatakan kepadanya bahwa para penembak adalah orang-orang kulit putih.

Nalissa Wienke, seorang juru bicara Froedtert and Medical College Hospital, mengatakan, tiga orang dibawa ke rumah sakit itu dalam keadan terluka dan kondisi mereka kritis. Salah satu dari mereka kini berada di ruang operasi.

Seorang prajurit veteran berusia 20 tahun yang terlibat dalam tembak-menembak dengan orang bersenjata itu terkena tembakan beberapa kali, kata Wentlandt. Ia dibawa ke sebuah rumah sakit dan diperkirakan selamat.

Beberapa saksi mengatakan, penyerang menyandera beberapa orang di dalam kuil itu, namun polisi belum mengkonfirmasi keterangan ini. Polisi, ambulan dan petugas pemadam kebakaran dari Oak Creek dikerahkan ke lokasi kejadian di sekitar kuil tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement