REPUBLIKA.CO.ID, WISCONSIN -- Amerika Serikat kembali dikejutkan dengan aksi penembakan 'gila'. Setelah James 'Joker' Holmes memberondong pengunjung bioskop di Aurora Colorado yang menewaskan 12 orang, kali ini penembakan bak aksi film aksi Holywood kembali terjadi.
Sedikitnya tujuh orang dikabarkan tewas dan 20 orang mengalami cedera, setelah seseorang pria bersenjata menembaki kerumunan orang di halaman luar Kuil Sikh Gurdwara, di Oak Creek, Negara Bagian Milwauke, Amerika Serikat, Ahad (5/8) pagi.
Kepala Kepolisian Wisconsin, Bradley Wentlandt membenarkan penembakan tersebut. Dia mengatakan empat orang tewas di dalam kuil dan tiga lainnya tewas di halaman luar etnis India tersebut. ''Termasuk pelaku penembakan. Dan sekarang sudah aman,'' kata Bradley, seperti dilansir Fox News, Senin (6/8) dini hari.
Bradley menjelaskan seorang petugas kepolisian setempat tiba di TKP sekitar pukul 10.30 waktu setempat, menyusul adanya laporan mendadak tentang aksi penembakan itu. Aksi tembak menembak dengan pelaku sempat terjadi saat kepolisian mencoba mendekati TKP.
Lusinan ambulans juga disiagakan diluar garis polisi. Tak berani mengambil resiko, kepolisian akhirnya menurunkan personel elit dan tim taktis (SWAT) untuk merobohkan pelaku. SWAT yang menyergap pelaku dari dalam kuil berhasil ditumbangkan dengan beberapa kali tembakan yang membuat pria bersenjata-pun tewas.
''Masih belum jelas apakah ada pelaku lain,'' terang Bradley.
Seorang saksi kepada wartawan lokal The Journal Sentinen, mengatakan telah melihat dua orang penembak, menyandera anak-anak didalam kuil. Saksi lain mengatakan, seorang imam di kuil tersebut mengunci diri dalam kamar kecil. Menurut saksi tersebut, sedikitnya 30 orang berada di kuil itu.
''Salah seorang korban adalah imam tertinggi kuil,'' kata saksi tersebut.
Korban tewas dan luka-luka dilarikan ke Rumah Sakit Froederdt. Salah satu anggota komite kuil, Ven Boba Ri mengatakan bahwa berdasarkan komunikasi dengan orang di dalam kuil, penembak adalah pria kulit putih berusia 30-an.
"Ini menyedihkan, saya tidak tahu bagaimana menggambarkannya," kata Ri.