Senin 06 Aug 2012 12:35 WIB

Pentagon Selidiki 'Busuknya' RS Militer AS di Kabul

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani
Pejabat setempat menjenguk para pasien yang telantar di RS Militer Dawood yang didanai Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan.
Foto: rt.com
Pejabat setempat menjenguk para pasien yang telantar di RS Militer Dawood yang didanai Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, PENTAGON -- Pentagon melakukan penyelidikan mengenai sebuah rumah sakit militer Afganistan yang didanai Amerika Serikat (AS). Menurut pejabat Departemen Pertahanan AS, diduga terjadi praktik korupsi dan penyalahgunaan pasien di rumah sakit tersebut.

Asisten Deputi Menteri pertahanan AS untuk Afghanistan, Pakistan, dan Asia Tengah David Sedney, mengatakan penyelidikan dan tindakan korektif tengah dilakukan di Rumah Sakit Nasional Militer Dawood di Kabul, Afganistan. Hal tersebut menyusul adanya dugaan korupsi dan tindakan tak manusiawi yang dilakukan pihak rumah sakit pada para pasien.

"Hal-hal yang terjadi di rumah sakit merupakan sesuatu yang tak seharusnya terjadi pada setiap manusia di mana saja. Kami bekerja sama dengan Afganistan untuk memperbaikinya," kata Sedney, seperti dilansir Reuters, beberapa waktu lalu.

Anggota parlemen AS mulai mengajukan pertanyaan mengenai rumah sakit tersebut pada tahun lalu. Setelah The Wall Street Journal melaporkan adanya salah seorang anggota pasukan Afganistan sekarat karena kelalaian dan kelaparan pada bulan September.

Beberapa waktu lalu, perwakilan Partai Republik, Jason Chaffetz, mengirimi surat pada kepala Pentagon, Leon Panetta. Chaffetz meminta Pentagon untuk menyelidiki apakah pejabat senior militer AS, berusaha menutupi laporan penyalahgunaan yang difasilitasi pada 2010 tersebut.

Sementara itu perwakilan Partai Republik Mike Coffman mengatakan pada Sedney bahwa, bantuan dana sekitar 42 juta dolar untuk rumah sakit militer Kabul, hilang dan belum ditemukan. " Polisi dan tentara Afganistan sekarat di rumah sakit karena kurang gizi dan kurangnya perawatan medis," kata Coffman.

Sedney menjawab bahwa korupsi telah menjadi bagian dari struktur kehidupan di Afganistan. Namun ia tak percaya jika sebagian besar warga Afganistan ingin masalah korupsi berlanjut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement