Senin 06 Aug 2012 13:22 WIB

Terima Kedatangan Pengungsi Rohingya Saja Belum Cukup

Pengungsi Muslim Rohingya.
Foto: AP
Pengungsi Muslim Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dinilai cukup positif dalam bersikap soal muslim Rohingya. Pemerintah telah sangat terbuka dan berinisiatif dalam menangani krisis dan konflik komunal di Myanmar yang mencederai kaum minoritas Muslim Rohingya.

"Saat ini, setidaknya, tercatat ada sekitar 270 pencari suaka dan 124 pengungsi Rohingya di Indonesia, " kata Ahmed Zaki Iskandar, Anggota DPR RI Komisi I dari Partai Golkar.

Namun, menurutnya, menerima kedatangan pengungsi Muslim Rohingya tidak cukup. Pemerintah harus jelas membuat dan mengatur masalah pengungsi di Indonesia. Untuk itu, yang dibutuhkan ke depan adalah bagaimana membuat kerangka hukum atau regulasi yang jelas tentang masalah pengungsi.

"Regulasi tersebut bertujuan untuk mengatur dan mengelola masalah pengungsian di Indonesia. Selama ini, kita belum mempunyai regulasi yang mengatur masalah pengungsi di Indonesia," tutur calon Bupati pada Pemilukada Banten ini.

Pemerintah, kata Zaki, juga harus terus aktif berperan dalam melakukan langkah diplomasi.

Sebagai negara yang berpengaruh di ASEAN dan Organisasi Kerjasama Negara Islam (OKI), Indonesia harus mendorong agar kedua organisasi internasional ini dapat membantu menyelesaikan konflik di sana. Karena menurutnya, apa yang terjadi di Myanmar adalah kekerasan terhadap warga negara tanpa melihat agama dan suku apa dia berasal.

"Negara membiarkan itu terjadi dan tidak mencegahnya. Ini adalah pelanggaran serius yang dilakukan negara terhadap warga negaranya," tutur Zaki.

Indonesia, menurutnya dapat mendesak ASEAN dan setiap anggotanya menekan pemerintah Myanmar untuk segera menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap etnis Rohingya. Jika tidak, ASEAN dapat memberi sanksi berat pada Myanmar yang juga salah satu anggota Asean.

Selain itu, Indonesia juga bisa mendesak OKI untuk segera mengagendakan penyelesaian masalah Rohingnya dalam waktu dekat.

OKI sendiri melalui  ketuanya,  Ekmeleddin Ihsanoglu menyatakan kecewa atas kegagalan masyarakat internasional yang dinilainya tidak tegas terhadap pemerintahan Myanmar. Dia mengusulkan OKI mengirim tim untuk melakukan penyelidikan pembantaian etnis Muslim Rohingya ke Negara Bagian Rakhine.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement