REPUBLIKA.CO.ID, Iran berhasil menguji-tembak generasi keempat dari rudal presisi Fateh 110 buatan dalam negeri pada Sabtu (4/8) kemarin. Terkait hal itu. Inggris mengaku prihatin atas kekuatan militer negeri Mullah tersebut.
Rudal berjarak 300-kilometer (190 mil) permukaan-ke-permukaan terbaru itu dibangun para pakar Iran sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan kekuatan militer negara itu.
"Kita tetap prihatin bahwa Iran terus mengembangkan teknologi rudal dengan tujuan yang jelas untuk memperluas jangkauan dan kecanggihan rudal," tulis Kementerian Luar Negeri Inggris.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan uji coba rudal yang dilakukan Iran menunjukkan program nuklir Iran adalah militer oriented.
Klaim tersebut dibuat sewaktu Iran, yang telah bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) lebih dari negara lain sepanjang sejarah lembaga itu, telah berulang kali menekankan bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.
"Generasi ke-4 dari rudal presisi Fateh 110 dengan jangkauan lebih dari 300 kilometer (190 mil) berhasil diuji-tembak oleh Organisasi Aerospace Industries (AIO) Departemen Pertahanan", kata Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi kala itu.
Sementara itu, pada awal tahun ini, Duta Besar Iran untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Ali Asghar Soltanieh mengatakan beberapa negara pemilik senjata nuklir termasuk Inggris telah melanggar Perjanjian pada Proliferasi Non-senjata Nuklir (NPT) dengan memodernisasi persenjataan nuklir mereka dan harus bertanggung jawab kepada rakyatnya dan masyarakat internasional.