REPUBLIKA.CO.ID, -- Perdebatan panjang akan kemungkinan Israel menyerang fasilitas nuklir Iran memicu diskusi lebih jauh. Diskusi membicarakan ancaman keamanan Israel dari pihak luar di kalangan pejabat tinggi Israel.
Sejumlah pejabat senior keamanan Israel bersikeras meningkatkan ancaman serangan militer terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran. Namun sebagaian pejabat mengatakan, ancaman terbesar Israel sebenarnya datang dari sekutu Iran, Hizbullah.
Pejabat senior Israel mengatakan, Hizbullah yang dipimpin Hassan Nasrallah dapat meluncurkan roket-roket mereka di mana saja di dalam negara Yahudi itu.
"Hizbullah adalah perpanjangan tangan Iran. Organisasi teroris ini niscaya akan melakukan serangan ke Israel dengan ribuan rudalnya. Tidak hanya pada daerah Kiryat Shmona dan Haifa, tapi juga ke seluruh wilayah Israel," kata seorang pejabat.
Menurut laporan tambahan, Hizbullah bahkan telah memperpanjang jangkauan rudalnya.
Namun demikian, sumber keamanan Israel mengatakan telah mengetahui titik-titik peluncuran rudal Hizbullah sehingga memungkinkan Angkatan Udara Israel menghancurkan lebih dulu.
Sebelumnya Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad memuji perlawanan Hizbullah terhadap Israel. Menurutnya Hizbullah telah berhasil memusnahkan delusi rezim Tel Aviv 12 tahun lalu di Lebanon Selatan.
Ahmadinejad menyatakan kekagumannya atas tindakan Hizbullah terhadap Israel 12 tahun silam. Menurutnya, pembebasan Lebanon Selatan oleh gerakan perlawanan tersebut meletakan kemenangan besar bagi Lebanon. Ini merupakan simbol kebangkitan umat muslim yang bertujuan membela hak hukum mereka.
"Ini simbol umat Islam melawan penindasan, hegemoni, dan pendudukan," kata Ahamadinejad dalam sebuah pesan pada Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.