Rabu 08 Aug 2012 04:17 WIB

Cemaskan Pasokan, Harga Minyak Tembus 112 Dolar AS

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harapan untuk pertumbuhan ekonomi AS dan kekhawatiran atas potensi pasokan minyak mentah yang ketat serta ancaman angin topan di Karibia terus mendorong harga minyak lebih tinggi pada Selasa (Rabu pagi WIB), kata analis.

Kontrak acuan New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, terus naik selama sesi menjadi berakhir naik tajam 1,47 dolar AS dari posisi penutupan Senin di 93,67 dolar AS per barel. Ini adalah tingkat harga tertinggi untuk WTI dalam hampir tiga bulan.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September melompat 2,45 dolar AS menjadi bulat 112 dolar AS per barel.

Para analis terus menunjuk ke laporan menggembirakan untuk data pekerjaan AS Juli yang dirilis Jumat lalu, sebagai tanda bahwa perekonomian AS mungkin akan menambah kecepatan, mendorong permintaan untuk produk bahan bakar.

"Selain itu kami telah melihat penarikan persediaan lebih besar dari perkiraan di AS baru-baru ini, menyiratkan bahwa permintaan minyak tetap kuat," kata Fawad Razaqzada, seorang analis di grup perdagangan GFT Markets.

"Penguatan euro baru-baru ini juga telah memberikan dukungan tambahan. Kekhawatiran geopolitik di Timur Tengah dan musim angin topan di AS telah mempertahankan kekhawatiran pasokan meningkat," tambahnya.

Di Karibia badai tropis Ernesto menguat menjadi sebuah angin topan pada Selasa dengan kecepatan 80 mil per jam (130 kilometer per jam), dan menuju pada jalur utara ke arah semenanjung Yucatan, Meksiko dan ladang minyak dan gas Teluk Meksiko.

Tetapi Pusat Topan Nasional AS mengatakan, badai akan berubah ke arah barat dan melintas Meksiko tengah, menghindari ladang-ladang minyak penting AS lebih jauh di utara Teluk.

"Ernesto ... setidaknya akan memperlambat impor minyak ke Teluk Meksiko atau menutup produksi lepas pantai Meksiko," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement