Rabu 08 Aug 2012 21:15 WIB

Pemberontak Suriah Merasa Dikhianati dan Ditinggalkan AS

Satu anggota pemberontak Suriah di Kota Aleppo
Foto: Reuters
Satu anggota pemberontak Suriah di Kota Aleppo

REPUBLIKA.CO.ID, AL-BAB, SURIAH  —  Saat revolusi berdarah Suriah terus merenggut nyawa, membunuh dan ketegangan meningkat, sentimen anti-Amerika juga kian mengeras di kalangan rakyat Suriah yang berjuang menggulingkan Bashar Al Assad.

Sentimen itu bisa jadi menimbulkan konsekuensi nyata dalam negara itu pascaera Assad seandainya kepemimpinan Bashar benar-benar berakhir nanti.

Amerika, dulu dipandang oposisi Suriah sebagai teman alami dalam perjuangan untuk kebebasan lebih besar melawan rezim yang memiliki hubungan aneh dengan Barat. Namun kini AS secara meningkat dipandang curiga dan timbul penolakan atas kegagalan menawarkan bantuan nyata alih-alih dukungan verbal terhadap revolusi.

Pada hampir 17 bulan sejak Suriah bergabung dalam gerakan perubahan yang menyapu Timur Tengah tahun lalu, Rakyat Tunisia, Mesir, Libya sudah menyalurkan suara di pemilu, memilih presiden baru dan menerimanya meski dalam situasi transisi demokrasi yang masih kacau.

Kontras dengan Suriah, rakyatnya kian tenggelam dalam konflik yang masih tak kelihatannya ujungnya. "Dan semua yang kita dapatkan hanya kata-kata," ujar juru bicara dalam salah satu batalion Tentaran Pembebasan Suriah, Yasser Abu Ali, yang berada di kota Al-Bab, 40 kilometer lebih dari timur Aleppo

Para pemberontak menyatakan mereka tak menginginkan campura tangan militer langsung dalam bentuk tentara di darat. Namun mereka berulang kali mendesak bantuan zona nonterbang yang juga telah membantu pemberontak menggulingkan Moammar Qaddafi di Libya tahun lalu.

Juga, pasokan senjata berat untuk menghadang kekuatan bersenjata rezim yang jauh lebih superior. Bila rezim jatuh, akhir yang diyakini oleh si juru bicara, Rakyat Suriah tidak akan melupakan permintaan bantuan mereka yang tak terjawab.

"Amerika akan membayar harga untuk ini," ujarnya. "Amerika akan kehilangan pertemanan dengan rakyat Suriah dan tidak ada seseorang yang akan mempercayai mereka lagi. Kita sudah tidak mempercayai mereka sama sekali,"

Bisa jadi tak sepenuhnya akurat bahwa AS tidak melakukan apa pun untuk membantu oposisi Suriah meski juga tak cukup jelas, menurut pengamat, apa yang biasa dilakukan untuk membantu dan seharusnya. Debat terjadi di dalam pemerintahan Obama mengenai apakah mendesak dan cukup beralasan untuk melangkah mendukung langsung para pemberontak, mengingat upaya solusi diplomatik lewat PBB telah gagal.

Presiden Obama sudah menginstruksikan bantuan pemberian barang-barang non-mematikan kepada oposisi termasuk peralatan satelit dan komunikasi. Departemen Luar Negeri juga telah mengontak para penentang Assad di Suriah dan mengidentifikasikan sebagai sekutu potensial dan menerima bantuan dan panduan.

Tokoh-tokoh oposisi Suriah mengatakan mereka telah menerima bantuan keuangan untuk membeli persenjataan dari sekutu AS, Arab Saudi dan Qatar. Anggota NATO, Turki juga memfasilitasi gerakan pemberontakan di sepanjang 885 kilometer lebih dalam kawasan Turki yang berbatasan dengan Suriah, termasuk, menurut pengakuan Suriah, pengiriman senjata.

Namun bantuan itu dipandang hanya skala kecil, lambat dan kecil saat dibandingkan dengan tuntutan mendesak memperluas mdan tempur yang kini berada di penjuru negara. Terlebih ketika situasi kian memburuk setelah pemerintah mulai menggunakan kekuatan jet-jet tempurnya untuk menggempur rakyat sendiri.

sumber : The Washington Post
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement