REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memberikan rekomendasi terkait situasi di Myanmar setelah mereka mengadakan pertemuan pada Jumat (3/8) lalu di Kuala Lumpur, Malaysia, demikian rilis yang diterima ANTARA.
Rekomendasi hasil pertemuan itu terdiri dari sembilan poin. Yang pertama yakni mengutuk kekerasan antar komunal tanpa pandang bulu yang telah meletus di Myanmar dan menyebabkan hilangnya sebagian besar kehidupan dan mata pencaharian, serta meminta masyarakat internasional untuk mendukung dan memobilisasi upaya-upaya di Myanmar sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan seperti ketidakberpihakan, netralitas, dan independensi.
Komite tersebut wajib melaksanakan tanggung jawab sebagai berikut, antara lain membuat dana khusus untuk rekonstruksi dan rehabilitasi di wilayah Arakan di bawah naungan OKI, dan membuat kampanye media internasional termasuk sosial media, untuk berbagi informasi tentang kerusuhan yang berlarut-larut di Myanmar dan konsekuensi kemanusiaan bagi kelompok minoritas di negara tersebut.
Komite itu juga bertugas menyelenggarakan konferensi internasional tentang kerusuhan di Myanmar dan konsekuensi kemanusiaan bagi kelompok minoritas di negara tersebut, bekerja sama dengan badan internasional lainnya, serta mendirikan kelompok pribadi terkemuka internasional untuk mengadvokasi perdamaian, solusi berkelanjutan atas kerusuhan di Myanmar dan konsekuensi kemanusiaan bagi kelompok minoritas di negara tersebut
Rekomendasi kedelapan, memutuskan untuk menciptakan komite pembangunan sosial dan kemanusiaan, yang dipimpin oleh OKI dan terdiri dari IHH, WAMY, Qatar Red Crescent, PMI, IIRO, Qatar Charity, RAF, Muslim Aid and IICO, untuk memulai sebuah rencana aksi untuk menangani kebutuhan pembangunan dan kemanusiaan, dan untuk bekerja sama dengan semua mitra kemanusiaan internasional dalam hal ini.
Yang terakhir, pertemuan itu mendesak komite tersebut untuk segera memulai tindakan untuk mengatasi akses kemanusiaan di wilayah Arakan, untuk mempersiapkan laporan menyeluruh tentang situasi kemanusiaan dan untuk mengkomunikasikan dengan pemerintah negara-negara tetangga dalam hal ini.
OKI mengadakan pertemuan konsultatif darurat organisasi kemanusiaan dari berbagai macam negara Anggota, dan bekerja sama dengan Mercy Malaysia serta dihadiri oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dan organisasi kemanusiaan internasional.
Pertemuan tersebut fokus membahas situasi kemanusiaan yang genting di Arakan, Myanmar. Para peserta menyampaikan pendapatnya dan berbagi informasi tentang kegiatan masing-masing untuk membantu penduduk yang terkena imbas peristiwa itu serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan menyoroti tentang akses kemanusiaan di wilayah itu.
Pertemuan itu diprakarsai oleh Asisten Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan OKI Atta El-Manan Bakhit, dan Yusuf Kalla, Ketua Palang Merah Indonesia dan mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, dan perwakilan Persatuan Rohingya Arakan.