REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Muhammad Mursi memecat kepala intelijennya, Murad Muwafi, Rabu (8/8) kemarin. Presiden Mesir itu juga berjanji akan mengembalikan ketenangan di daerah Sinai pascaserangan Ahad lalu yang menewaskan 16 polisi Mesir.
Belum diketahui seberapa jauh Mursi telah memperluas kewenangannya dalam menanggapi serangan pada Ahad kemarin. Namun di tengah goncangan besar itu, ia memecat kepala intelijen Mourad Mwafi dan mengumumkan sejumlah perubahan lain dalam jabatan keamanan.
Perubahan itu diumumkan setelah Mursi mengadakan pertemuan keamanan nasional bersama Menteri Pertahanan Hussein Tantawi, serta perdana menteri dan menteri dalam negeri. Analis melihat, Mursi tidak mungkin mampu membuat perubahan tersebut tanpa persetujuan militer, yang telah memegang kebijakan keamanan sejak penggulingan Mubarak.
Muwafi untuk sementara digantikan oleh Muhammad Raafat Shehata, seorang mantan komandan pengawal presiden. Sumber keamanan mengatakan, Shehata memiliki reputasi kurang loyal di bawah kepemimpinan Mubarak.
Menjelaskan perubahan tersebut, juru bicara Ali mengatakan Mesir akan melalui fase kritis dan itu diperlukan untuk melindungi revolusi Mesir.
Jatuhnya serangan pada Ahad kemarin adalah ujian besar pertama mengenai bagaimana Mursi akan menyeimbangkan kebutuhan untuk mempertahankan kebutuhan yang stabil dengan persamaan politiknya dengan Hamas yang menguasai Jalur Gaza, yang berbatasan dengan israel dan Mesir.