REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak mentah AS mendarat datar pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah mendapatkan kenaikan awal didukung data positif pasar pekerjaan AS dan ekonomi Cina, serta kenaikan proyeksi permintaan dari OPEC.
Di New York, kontrak acuan minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, berakhir hanya satu sen lebih tinggi atas penutupan Rabu di 93,36 dolar AS per barel.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September bertambah 1,08 dolar AS menjadi 113,22 dolar AS per barel, harga penutupan tertinggi sejak 7 Mei.
Data ekonomi yang agak positif mendukung minyak mentah menguat, kata para analis.
Data resmi Kamis menunjukkan, klaim pengangguran mingguan AS turun menjadi 361.000 -- tanda lain dari kekuatan moderat pasar pekerjaan di ekonomi terbesar meskipun pada kuartal kedua perekrutan pekerja melemah.
Itu mempertahankan harga minyak mentah dari kejatuhan, menurut John Kilduff dari Again Capital.
Sementara itu, tingkat inflasi Cina turun menjadi 1,8 persen pada Juli, terendah sejak Januari 2010, memberikan otoritas ruang yang lebih untuk memperlonggar kebijakan moneter guna meningkatkan perekonomian. "Jelas bahwa inflasi yang melemah ... telah membuka pintu untuk stimulus, yang akan baik untuk semua komoditas, termasuk minyak," kata Justin Harper, analis kelompok perdagangan IG Markets Singapura.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga keluar lebih "bullish" pada permintaan minyak. Kartel minyak dunia itu menaikkan proyeksi permintaan menjadi 88,72 juta barel per hari pada 2012 dan 89,52 juta barel per hari pada 2013.