Jumat 10 Aug 2012 18:13 WIB

AS Masih Yakini Iran tak di Ambang Miliki Senjata Nuklir

Fasilitas pengembangan nuklir Iran di Qomm yang diduga sebagai pusat pengayaan uranium
Foto: AP
Fasilitas pengembangan nuklir Iran di Qomm yang diduga sebagai pusat pengayaan uranium

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Terlepas dari berbagai laporan intelijen yang masuk ke Gedung Putih, Amerika Serikat masih meyakini Iran tak berada di ujung memiliki senjata nuklir. Menurut pejabat pemerintahan AS, Kamis (9/8), Teheran belum membuat keputusan untuk mengejar ambisi tersebut.

Komentar tersebut datang setelah media laporan media Israel mengklaim Presiden AS, Barack Obama telah menerima laporan terbaru National Intelligence Estimate (NIE), yang meyatakan Iran berada di progres mengejutkan yang sesaat lagi mencapai kapasitas nuklir sebagai senjata militer.

Tak lama setelah laporan keluar, Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, menyatakan laporan terbaru AS, yang ia akui mungkin sedikit berbeda dari NIE menyebut transformasi situasi di Iran sudah masuk tahap lebih mendesak.

Namun juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, menolak argumen laporan Israel dan menyatakan pemeriksaan intelijen AS terhadap aktivitas nuklir Iran masih belum berubah semenjak para pejabat tertinggi intelijen AS bersaksi di Kongres terkait masalah itu awal tahun ini.

"Kami masih meyakini ada waktu dan ruang untuk terus mengupayakan langkah diplomatik yang didukung tekanan internasional terhadap pemerintah Iran," ujar juru bicara. "Kami terus memastikan bahwa Iran tidak di ambang mencapai senjata nuklir."

Pejabat AS tidak memberi komentar langsung apakah memang ada laporan terbaru NIE mengenai Iran, yakni kompilasi laporan dan pandangan dari berbagai badan intelijen di AS.

Kompilasi NIE resmi terakhir mengenai Iran muncul 2007. Sebagian dari laporan itu dipublikasikan oleh pemerintahan Presiden George W Bush. Laporan itu menjadi kontroversial karena menyebut Teheran menghentikan proses pengembangan senjata nuklir pada 2003, meski aspek lain program itu masih berlanjut. Kemudian, informasi termutakhir menyebukan laporan menarik semua hasil pemeriksaan inti laporan sebelumnya.

Direktur Intelijen Nasional AS, James Clapper, dalam pernyataannya di depan Kongres pernah memaparkan pandangannya. "Berdasar hasil di lapangan Iran tetap membuka pilihan untuk mengembangkan senjata nuklir, dalam artian mengembangkan kemampuan nuklir lewat fasilitas-fasilitas yang memungkinkan untuk melakukan itu. Namun kami tidak tahu apakah Iran benar-benar telah memutuskan membangun senjata nuklir."

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement