Jumat 10 Aug 2012 19:14 WIB

Enam Negara Bentuk Komite Lembaga Kemanusiaan Rohingya

Rep: M Ghufron/ Red: Hazliansyah
Pengungsi Muslim Rohingya.
Foto: AP
Pengungsi Muslim Rohingya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah lembaga bantuan kemanusiaan (NGO) dari enam negara di Asia Tenggara sepakat membentuk sebuah komite untuk menyalurkan bantuan ke Arakan, Myanmar. Komite itu dibentuk dengan tujuan menembus wilayah konflik tersebut, khususnya Rohingya.

Keenam negara yang mewakili lembaga bantuan kemanusiaan tersebut yakni Indonesia, Vietnam, Myanmar, Thailand, Bangladesh, serta Malaysia. Dalam komite ini Indonesia ditunjuk sebagai negara sentral untuk mengkoordinasikan masukan dan rencana pemberian bantuan ke Rohingya. Lembaga bantuan kemanusiaan yang berpartisipasi diantaranya, PKPU, Rumah Zakat, dan Dompet Dhuafa.

President Commitee SEA Meeting on Rohingya Crisis, Tomy Hendrajati mengatakan konflik di wilayah Arakan merupakan masalah kompleks yang tidak bisa diselesaikan secara personal. Begitupun untuk memberikan bantuan terhadap rakyatnya yang menderita akibat konflik tersebut.

"Kami butuh aliansi-aliansi dari sejumlah negara ASEAN untuk bisa memberikan bantuan ke wilayah konflik," kata dia kepada Republika, Jumat (10/8).

Tomy mengatakan, tujuan dan misi membentuk komite ini jelas bukan untuk mengirim pasukan, melainkan menjaring aliansi untuk mendapatkan akses pemberian bantuan, baik logistik, sandang, papan, maupun kesehatan untuk etnis Rohingya di Myanmar. "Mereka (etnis Rohingya) membutuhkan bantuan kita," ujarnya.

Pembentukan komite ini, lanjut dia, sekaligus untuk merangkul lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya yang tertarik untuk memberi bantuan kepada Rohingya.

Sekretaris komite, Heny Widiastuti, menambahkan pembentukan komite ini lebih kepada sharing komunikasi untuk merumuskan aksi bersama membantu etnis minoritas Rohingya. Nantinya, masing-masing lembaga kemanusiaan tetap berkoordinasi di negaranya namun tetap membangun komunikasi perihal teknis untuk mendapatkan akses menuju wilayah konflik. Sebab, sejauh ini Pemerintah Myanmar telah menutup sejumlah akses di wilayah tersebut.

"Kami juga tidak bisa mendapatkan visa untuk ke myanmar," katanya.

Sejumlah bantuan sosial yang diberikan rencananya akan dibelanjakan di negara-negara dekat wilayah konflik. Itu untuk memudahkan teknis pemberian bantuan.

Selain pemberian bantuan di wilayah konflik, kata dia, bantuan juga diberikan kepada rakyat Rohingya yang mengungsi di sejumlah negara-negara ASEAN, seperti Thailand, Bangladesh, India, dan Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement