REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seorang prajurit Inggris tewas dalam serangan ketika berpatroli di Afghanistan selatan, demikian diumumkan Kementerian Pertahanan Inggris di London, Jumat.
Dengan kematian prajurit itu, jumlah korban tewas Inggris sejak operasi di Afghanistan diluncurkan pada Oktober 2001 menjadi 423. Dari jumlah itu, sedikitnya 383 orang tewas akibat serangan musuh.
Prajurit anggota Batalyon III The Rifles itu tewas akibat luka-luka yang dideritanya dalam serangan selama patroli di distrik Nad-e-Ali di provinsi Helmand, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Keluarga prajurit itu telah diberi tahu mengenai kematiannya, katanya. Inggris menempatkan sekitar 9.500 prajurit di Afghanistan, menjadikan negara itu sebagai penyumbang militer terbesar kedua bagi Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) setelah AS.
Mereka ditempatkan di Helmand tengah untuk memerangi gerilyawan Taliban dan melatih pasukan keamanan setempat. Inggris akan menarik seluruh pasukan tempurnya sebelum akhir 2014.
Presiden Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.
Pada Oktober, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan. Ratusan prajurit asing tewas dalam serangan-serangan sepanjang tahun ini.