Sabtu 11 Aug 2012 06:31 WIB

Berkat Cina, Harga Minyak Dunia Jatuh

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak mentah turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah data perdagangan Cina mengecewakan dan Badan Energi Internasional menurunkan tingkat pertumbuhan permintaan minyak mentah global.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet WTI (West Texas Intermediate) untuk pengiriman September, jatuh di bawah tingkat 92 dolar AS sebelum berbalik naik menjadi ditutup turun 49 sen dari Kamis pada 92,87 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September turun 27 sen menjadi 112,95 dolar AS. "Penurunan harga dipicu oleh melemahnya data impor Cina," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Ekspor dan impor China melambat untuk kedua bulan berturut-turut pada Juli, menambah kekhawatiran bahwa perekonomian China masih kehilangan kekuatan.

"Data ekonomi dari China tentu telah bearish ... itu berita tiadak baik dan telah mendorong pasar saham serta minyak berjangka bergerak turun," kata Victor Shum konsultan energi di Purvin and Gertz di Singapura.

Sementara itu Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pertumbuhan ekonomi yang melambat akan melemahkan permintaan minyak global tahun ini dan berikutnya.

"Pertumbuhan ekonomi yang lamban bisa membatasi pertumbuhan permintaan minyak tahunan menjadi 0,9 juta barel per hari pada 2012 dan 0,8 juta barel per hari pada 2013, dengan permintaan rata-rata 89,6 juta barel per hari dan 90,5 juta barel per hari," kata IEA dalam Laporan Pasar Minyak terbaru.

Perkiraan bulan lalu masing-masing adalah 89,9 juta barel per hari dan 90,9 juta barel per hari.

IEA menyoroti pertumbuhan permintaan di Amerika Serikat dan China, yang bersama-sama jumlahnya sepertiga dari pasar global, serta sedikit perubahan teknis untuk perkiraannya.

Penurunan harga minyak pada Jumat terjadi setelah mencapai tertinggi tiga bulan pada Kamis -- pada 113,52 dolar AS per barel di London -- karena laporan pekerjaan AS yang menggembirakan, data baru

OPEC dan beberapa angka positif dari China, kata para pedagang. Minyak New York mencapai puncak tiga bulan sebesar 94,72 dolar AS pada Rabu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement