Sabtu 11 Aug 2012 10:26 WIB

Ledakan Bom di Afghanistan, Enam Warga Sipil Tewas

Tentara Amerika Serikat yang tergabung dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO berjalan melewati bangkai kendaraan usai serangan bom di Kandahar, Kabul, Afghanistan, Kamis (19/1).
Foto: AP/Allauddin Khan
Tentara Amerika Serikat yang tergabung dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO berjalan melewati bangkai kendaraan usai serangan bom di Kandahar, Kabul, Afghanistan, Kamis (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Enam warga sipil tewas dan seorang cedera ketika ledakan bom pinggir jalan menghantam kendaraan mereka di Helmand, Afghanistan selatan, Jumat (2, kata pihak berwenang provinsi itu.

"Wanita dan anak-anak termasuk diantara korban," kata juru bicara kepolisian Helmand Farid Ahmad Farhang kepada AFP, dengan menambahkan bahwa orang-orang itu sedang bepergian di daerah Musa Qala di provinsi itu ketika dihantam ledakan tersebut.

Bom pinggir jalan merupakan senjata andalan Taliban dalam memerangi pasukan pemerintah Afghanistan dan militer NATO pendukung mereka. Namun serangan sering tidak mengenai sasaran dan menghantam warga sipil.

Keenam warga sipil itu tewas dua hari setelah PBB mengumumkan laporan bahwa 1.145 warga sipil tewas dan 1.954 cedera dalam perang di Afghanistan selama enam bulan pertama tahun ini.

Menurut PBB, 80 persen dari kematian itu disebabkan oleh gerilyawan, separuh diantaranya akibat ledakan-ledakan bom pinggir jalan. Juga di provinsi Helmand, Jumat, tiga prajurit Amerika tewas ketika seorang pria yang memakai seragam tentara Afghanistan melepaskan tembakan ke arah mereka.

Seorang juru bicara militer AS mengatakan, seseorang yang memakai seragam tentara Afghanistan melepaskan tembakan ke arah pasukan AS di daerah Sangin, provinsi Helmand, Afghanistan selatan, menewaskan tiga prajurit Amerika.

"Kami masih melakukan penyelidikan untuk menetapkan fakta," katanya, tanpa penjelasan terinci mengenai apakah penembak itu tewas, ditangkap atau melarikan diri.

Serangan-serangan gerilya di Afghanistan naik 11 persen dalam tiga bulan terakhir dibanding dengan periode yang sama tahun lalu, demikian data terakhir yang dikeluarkan koalisi internasional pimpinan NATO.

Juni merupakan bulan terparah dalam waktu hampir dua tahun, dengan lebih dari 3.000 serangan, termasuk bentrokan dan ledakan bom rakitan, kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement