Ahad 12 Aug 2012 10:24 WIB

OKI Siapkan 8.000 Rumah untuk Pengungsi Rohingya

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Heri Ruslan
Pengungsi etnis Rohingya duduk di tenda mereka di kamp pengungsi Baw Pha Du di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Rabu, (1/8).
Foto: Khin Maung Win/AP
Pengungsi etnis Rohingya duduk di tenda mereka di kamp pengungsi Baw Pha Du di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar, Rabu, (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengungkapkan Organisasi Kerja sama Negara-Negara Islam (OKI) dan Pemerintah Myanmar sepakat menyediakan 8.000 rumah bagi pengungsi korban konflik komunal di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Para pengungsi yang berasal dari etnis Rohingya dan Rakhine ini juga akan direlokasi dan direhabilitasi ketempat permukiman baru yang lahannya telah disiapkan Pemerintah Myanmar.

‘’Sabtu sore OKI dan Myanmar sepakat untuk merehabilitasi dan merelokasi korban konflik ini ke tempat yang lebih baik. Delapan ribu rumah akan dibangun bagi pengungsi Rohingya dan Rakhine, ‘’ ujar Jusuf Kalla.

Saat berkunjung ke Myanmar selama dua hari, Kalla berhasil menemui Presiden Myanmar U Thein Shein. Selama berada di Myanmar, Kalla berkunjung langsung ke lokasi para pengungsi Rohingya dan Rakhine berada. Saat ini, rombongan Kalla sudah kembali ke Indonesia dan tiba di bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu malam (11/08).

 

Kalla mengunjungi Myanmar didampingi Asisten Sekjen OKI  Atta El-Manan Bakhit dan Presiden Bulan Sabit Merah Qatar (QRCS) Mohamed Ghanim Al-Mahdeed. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Lembaga Sosial non Pemerintah dari 20 Negara Muslim anggota OKI di Kuala Lumpur, 3 Agustus lalu.

Dalam pertemuan itu disepakati PMI bersama OKI akan mencari jalan keluar penyeleseian konflik komunal di Rakhine, Myanmar dan membuka akses bantuan kemanusiaan internasional bisa masuk kedaerah tersebut.

Jusuf Kalla menambahkan, sejumlah harapan OKI yang disampaikan kepada pemerintah Myanmar disambut baik yang diwakili oleh Menteri Urusan Wilayah Perbatasan Letjen Thein Htay. Awalnya, sempat muncul kekhawatiran Pemerintah Myanmar akan bersikap tertutup terhadap kunjungan misi kemanusiaan PMI, OKI dan  Bulan Sabit Merah Qatar. N

amun berkat lobby ketua umum PMI Jusuf Kalla, akhirnya Presiden Myanmar Thein Sein memberikan akses kepada delegasi kemanusiaan ini untuk melihat langsung kondisi terkini pasca konflik di Negara Bagian Rakhine.

“Pemerintah Myanmar bersikap terbuka dan menyambut kami dengan baik. Selain itu, pemerintah Myanmar turut pula memenuhi semua usulan dari kami untuk membantu pengungsi Rohingya”, ujar Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement