Selasa 14 Aug 2012 14:49 WIB

Warga Rohingya: Kami Hanya Ingin Setara

Rep: Satya Festiani/ Red: Hafidz Muftisany
Masyarakat muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar berkumpul di kamp penjaga perbatasan Bangladesh di Taknaf,Bangladesh,Jumat (22/6).
Foto: Saurabh Das/AP
Masyarakat muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar berkumpul di kamp penjaga perbatasan Bangladesh di Taknaf,Bangladesh,Jumat (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Etnis Rohingya telah berpuluh-puluh tahun tinggal di Myanmar, namun hingga kini mereka tidak diperlakukan secara setara oleh Pemerintah Myanmar.

"Tidak banyak yang kami inginkan, kami hanya ingin diperlakukan setara," ujar Presiden Organisasi Nasional Arakan Rohingya, Nurul Islam, Senin (13/08) malam. Mereka tidak memiliki kebebasan dan tidak bisa bebas bergerak dari daerah satu ke daerah lainnya.

"Jika kami ingin pergi ke daerah lain, kami harus mendaftar terlebih dahulu dan mendapat rekomendasi. Mendaftar bukan berarti dapat diberikan izin. Kita harus menunggu satu sampai 4 tahun," ujar dia.

Nurul mengatakan situasi ini telah membuat Rohingya hidup dalam penderitaan. Banyak dari mereka yang putus asa dan mencari suaka ke negara lain seperti Bangladesh dan negara Asia Tenggara lainnya. Nurul salah satu dari mereka. Ia mencari perlindungan di Bangladesh.

"Tidak semua selamat ketika mencari suaka. Ada yang berakhir di penjara. Bahkan banyak sekali yang menghilang entah kemana," ujar dia.Nurul mengatakan bahwa Pemerintah Myanmar bersikap seperti itu terhadap Rohingya karena mereka bermaksud memusnahkan Muslim dari Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement