REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Rencana Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyerang Iran karena alasan senjata nuklir terus mendapat kecaman. Terakhir adalah mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert, yang menilai alasan rencana serangan terhadap Iran penuh manipulasi.
‘’Kembali pada tahun 2003, mereka mengatakan bahwa Iran akan memiliki bom pada 2007. Kini tahun 2012 dan tidak ada bom,’’ kata Olmert dalam pertemuan dengan siswa di Kampus Akademi Ono.
Olmert juga mengkritik pernyataan yang menyebutkan serangan ke Iran sulit dihindari lagi. Menurut Olmert, alasan tersebut penuh kebohongan.
"Laporan yang menyebutkan serangan tak bisa dihindari lagi itu sama sekali tidak mencerminkan situasi sebenarnya yang diketahui oleh pihak keamanan,’’ katanya.
Warga dan pejabat Israel terus menyuarakan penolakan atas rencana Israel menyerang Iran. Mereka mendesak Netanyahu dan Menhan Ehud Barak mundur. Keduanya dituding sebagai penyeru perang tanpa menyadari konsekuensinya.