Selasa 14 Aug 2012 19:59 WIB

JK: Persoalan Rohingya tak Sebesar Ambon

 Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (kanan) bertemu dengan Presiden Myanmar, U Thein Shein di Istana Kepresidenan di Nay Pyi Taw, Myanmar, Jumat (10/8).
Foto: Dokumentasi JK
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (kanan) bertemu dengan Presiden Myanmar, U Thein Shein di Istana Kepresidenan di Nay Pyi Taw, Myanmar, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, menilai persoalan Rohingya di Myanmar tak sebesar yang pernah terjadi di Ambon dari perbandingan skala akibat-akibatnya. Untuk itu, pihaknya berharap, penyelesaiannya diharapkan lebih mudah.

"Tentu kita tak ingin seorang pun meninggal, tapi dari jumlah korban meninggal di Rakhine 80 orang dibanding waktu di Ambon yang sampai 5.000 orang. Di Ambon semua orang bersenjata, di sana tidak," kata Jusuf Kala kepada berbagai organisasi Islam dan kemanusiaan di Jakarta, Selasa (14/8), saat menjelaskan hasil kunjungannya ke Rakhine, Myanmar, pekan lalu.

Dalam penjelasannya selama dua jam, Jusuf Kalla secara rinci menyampaikan berbagai aspek dan isu menyangkut apa yang terjadi di Rakhine. Ditegaskannya, banyak hal yang dilaporkan media selama ini, dan juga berbagai organisasi internasional, tidak menggambarkan kenyataan yang ada.

Jusuf Kalla mengatakan, peristiwa di Rakhine, Provinsi di Myanmar selatan dan berpenduduk mayoritas muslim, di mulai dari orang per orang. Kemudian berkembang menjadi antar kelompok, antar komunitas, dan akhirnya masuk ke agama.

Dari informasi resmi setempat, peristiwa terjadi setelah kasus perkosaan dengan pelakunya Rohingya yang kemudian dibalas keesokan harinya dengan pembunuhan 10 muslim (Jamaah Tabligh) yang sedang menumpang sebuah bis. Dari sini situasi berkembang meluas. Jumlah warga yang tewas berkisar 80 orang, di mana 50 orang warga Rohingya dan 30 lainnya warga beragama Buddha.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement