Rabu 15 Aug 2012 04:47 WIB

Korsel Larang Menteri Jepang Kunjungi Kuil Yasukuni

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: M Irwan Ariefyanto
kuil yasukuni
Foto: ap
kuil yasukuni

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL - Pemerintah Korea Selatan mengingatkan agar dua menteri Jepang membatalkan rencana mereka mengunjungi Kuil Yasukuni di Tokyo, Jepang. Kunjungan untuk menghormati tentara Jepang, termasuk pelaku kejahatan perang, dianggap tidak pantas.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan tersebut keluar di tengah menghangatnya konflik teritorial antara kedua negara di Laut Timur. “Pemerintah Korea Selatan menegaskan sikapnya, otoritas Jepang, termasuk menteri di jajaran kabinetnya, tidak boleh memberikan penghormatan di Kuil Yasukuni,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cho Tai-Young. “Kita juga meminta setiap individu tidak melakukan itu.”

Kuil Yasukuni merupakan sebuah Kuil Shinto di Tokyo, Jepang. Kuil ini dibangun untuk mengenang tentara dan warga Jepang yang tewas dalam perang, termasuk 14 orang yang dinyatakan sebagai penjahat perang setelah Perang Dunia II.

Dua menteri Jepang telah menyatakan rencana mereka untuk mengunjungi kuil kontroversial itu, Rabu (15/8). Kunjungan ini bertepatan dengan peringatan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Sementara, Korea Selatan memperingati tanggal ini sebagai hari kemerdekaannya setelah Jepang menjajah Negeri Ginseng itu dari 1910 sampai 1945. Rencana mengunjungi kuil itu merupakan yang pertama dilakukan pejabat setingkat menteri sejak partai berkuasa, Partai Demokratik Jepang, meraih kekuasaannya kembali pada 2009.

Sikap dua orang menteri tersebut bertentangan dengan harapan Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda dan dua pendahulunya, yang meminta agar jajaran kabinet menjauh dari kuil tersebut. Hubungan Seoul dan Tokyo memburuk sejak Presiden Lee Myung-bak pada Jumat lalu mengunjungi pulau yang diperselisihkan di Laut Timur. Korea Selatan menyebut pulau ini dengan nama Dokdo sedangkan Jepang memberi nama Takeshima. Noda mengatakan, kunjungan pertama yang dilakukan oleh Presiden Korsel itu sangat memprihatinkan.

Sementara itu, Lee mengatakan, kunjungan itu sebagai upaya Seoul menekan Tokyo agar menyelesaikan berbagai persoalan tersisa dari kekuasaan kolonialnya. Lee, Selasa (15/6), berharap agar Kaisar Jepang Akihito menyampaikan permohonan maaf Jepang kepada Korsel secara tulus. “Jika (Kaisar Jepang) ingin mengunjungi Korea Selatan, saya berharap ia akan berkunjung dan meminta maaf secara tulus kepada mereka (rakyat Korsel) yang gugur buat menggapai kemerdekaan,” katanya.

Namun, jika ia datang tanpa ada rasa penyesalan maka tidak perlu baginya datang ke Korea Selatan. Secara terpisah, harian konservatif Jepang, Sankei Simbun, mengatakan Jepang sedang mempertimbangkan untuk menghentikan pertemuan dengan Korea Selatan saat ini. Termasuk, dalam konferensi APEC di Rusia nanti dan pembatalan kunjungan Perdana Menteri Jepang ke Korea Selatan dalam menyikapi aksi kontroversial yang dilakukan Lee Myung-bak.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan kepada AFP mengatakan, isu seputar Semenanjung Korea masih terus didiskusikan. “Jika kita tidak melakukan pertemuan dengan Korea Selatan pada saat APEC nanti bukan berarti ada pembatalan, itu karena memang belum direncanakan,” katanya.

sumber : Reuters, AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement