Rabu 15 Aug 2012 06:27 WIB

Rusia Bantah Diplomatnya Sebut Bashar Siap Mundur

Presiden Suriah Bashar al Assad bersama istriny Asma Assad
Foto: indiavision.com
Presiden Suriah Bashar al Assad bersama istriny Asma Assad

REPUBLIKA.CO.ID,  MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Rusia membantah laporan surat kabar Arab Saudi Selasa yang mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengatakan bahwa

Presiden Suriah Bashar al-Assad siap untuk mundur, kata kantor berita negara RIA.

"Mikhail Bogdanov tidak memberikan wawancara kepada surat kabar Saudi Al-Watan," kata RIA mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di Kementerian Luar Negeri.

Dikatakan, Bogdanov tidak memberikan wawancara kepada surat kabar itu melalui telepon atau secara langsung.

Watan, yang menyatakan berbicara dengan Bogdanov dalam wawancara telepon, melaporkan dia mengatakan bahwa Assad telah setuju untuk mundur, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Surat kabar itu juga melaporkan bahwa Bogdanov mengatakan saudara Bashar Maher al-Assad kehilangan kakinya selama serangan bom di Damaskus yang membunuh pejabat keamanan senior dan dia "berjuang untuk bertahan hidup ".

Surat kabar itu tidak menyebutkan kapan wawancara berlangsung dan hanya kutipan langsung itu dikaitkan dengan Bogdanov yang berada di subyek posisi Rusia tentang krisis tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia menolak berkomentar langsung kepada Reuters, yang meminta permohonan tertulis. Rusia telah melindungi Bashar dari tekanan dengan bergabung bersama China untuk memblokir tiga resolusi Dewan Keamanan PBB yang didukung Barat bertujuan untuk mengakhiri 17 bulan pertumpahan darah, termasuk satu bulan lalu yang akan mengancam pemerintah Suriah dengan sanksi-sanksi.

Rusia mengatakan pihaknya tidak mendukung Bashar dan akan menerimanya mundur dari kekuasaan dalam transisi politik yang diputuskan oleh rakyat Suriah, tapi kemundurannya tidak boleh dengan prasyarat dan dia tidak harus didorong oleh kekuatan eksternal, termasuk Dewan Keamanan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement