REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Satu klen Syiah besar Lebanon, Rabu (15/8), mengatakan pihaknya telah menculik sedikitnya 20 orang Suriah untuk mencoba menjamin pembebasan anggota keluarga yang diculik dekat Damaskus pekan ini. "Mereka diculik karena anggota keluarga kita diambil sehari sebelumnya di Suriah," kata anggota keluarga Abu Ali al-Muqdad kepada AFP melalui telepon.
Dia menambahkan bahwa salah satu orang Suriah tersebut terluka. Menurut laporan televisi Arab, satu kelompok pemberontak Suriah mengeklaim telah menculik Hassan al-Muqdad, Senin (13/8), dan menuduh dia sebagai penembak jitu serta anggota milisi Syiah Hizbullah Lebanon. "Dia bukan seorang penembak jitu atau anggota Hizbullah," kata Abu Ali. "Semua tuduhan itu dusta. Permintaan kami bukan politik, ini adalah masalah kemanusiaan," tambahnya.
Stasiun televisi Lebanon Al-Mayadeen melakukan wawancara dengan Abu Ali yang mengancam tindakan lebih lanjut sampai Hassan dibebaskan. "Semua orang Suriah di Lebanon adalah target sah kami," kata dia.
Seorang pejabat keamanan tingkat tinggi kepada AFP mengatakan bahwa dia tidak berkomentar tentang masalah tersebut. "Kami bekerja mengenai hal itu," katanya.
Kekerasan di tetangga Suriah telah tumpah ke Lebanon karena penembakan lintas batas, penembakan oleh tentara Suriah, saling balas penculikan dan bentrokan sektarian antara kelompok-kelompok pemberontakan yang terpecah. Kelompok pemberontak Suriah telah sering menuduh Hizbullah, yang bersekutu erat dengan rezim Presiden Bashar al-Assad, campur dalam kekerasan, meskipun kelompok itu tetap membantah ini.
Suriah menduduki Lebanon secara militer dan politik selama hampir tiga dekade sampai 2005, ketika pasukannya terpaksa mundur di bawah tekanan internasional setelah pembunuhan mantan perdana menteri Lebanon Rafiq Hariri pada tahun itu. Tujuh tahun setelah Suriah menarik diri dari Lebanon, kekuatan politik negara masih terbagi tajam dengan tetangga mereka.