Kamis 16 Aug 2012 18:35 WIB

Meraih Lailatul Qadar di Bumi Syam (3-habis)

 Suasana shalat Tarawih di Masjid Mus'ab bin Umair, Jalur Gaza, Palestina.
Foto: Dok MER-C Gaza
Suasana shalat Tarawih di Masjid Mus'ab bin Umair, Jalur Gaza, Palestina.

* Nur Ikhwan Abadi

GAZA – Selain itu, para jamaah diingatkan pula tentang kehidupan dunia yang sementara, yang hanya persinggahan untuk kehidupan akhirat yang kekal.

Jangan terlena dengan kehidupan dunia, seringlah mengingat kematian karena kematian adalah hal yang pasti akan datang menghampiri setiap jiwa yang bernyawa.

Suasana malam itu terasa benar khusyuknya meskipun ribuan orang hadir dalam shalat malam tersebut. Shalat ditutup dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT.

Ini bagian yang paling menyentuh hati, di mana hampir semua jamaah menangis meneteskan air mata taatkala doa dipanjatkan kepada Rabb-nya.

Dalam doanya sang imam memohonkan ampunan kepada seluruh Muslimin di manapun berada. Memohonkan agar disatukannya hati-hati kaum Muslimin, memohonkan pertolongan Allah terhadap Muslimin di Burma (Myanmar), Suriah, Irak, Afghanistan di manapun berada.

Memohon pertolongan Allah untuk terbebasnya Palestina dan Masjid Al-Aqsha dari tangan-tangan keji Israel. Memohon kepada Allah agar para tahanan Palestina yang ditahan oleh penjajah Israel segera dibebaskan.

Begitulah sekilas “kehidupan malam” di sepuluh hari akhir Ramadhan di Gaza, benar-benar hidup dan sangat indah.

Pantas saja bumi ini diberkahi, selain penduduknya beriman dan taat kepada Allah, juga setiap tahunnya melahirkan puluhan ribu hafidz dan hafidzah, serta tanahnya semakin subur dengan darah para syuhada yang mengalir menyuburkan tanah penuh keberkahan ini.

* Relawan MER-C di Jalur Gaza, Palestina

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement