Jumat 17 Aug 2012 23:23 WIB

Kelompok Antihallyu Berkembang di Jepang

Rep: mutia ramadhani/ Red: M Irwan Ariefyanto
kim
Foto: Asiabite
kim

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Hubungan antara Korea Selatan dan Jepang memburuk akhir-akhir ini. Dugaan ini terlihat dari kian berkembangnya kelompok-kelompok antihallyu (Korea) di Jepang.

Seperti dikutip dari Soompi, Jumat (17/8), media lokal, Yomiuri Shimbun, memaparkan beberapa insiden yang dialami artis-artis Korea di Jepang. Terakhir, pada 15 Agustus 2012, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Korea, mobil kelompok boyband Korea "BigBang" hilang dirampok. "Sentimen antihallyu berkembang di Jepang," kata media tersebut.

Kejadiannya berawal dari mobil BigBang diparkir sementara di sebuah hotel di Tokyo. Pelaku diduga membuka paksa pintu mobil dengan palu. Tas berisi uang tunai dan pasport dua anggota BigBang, Daesung dan Seungri, ikut hilang. Meski, pada akhirnya tas itu ditemukan dibuang di jalan.

Fans BigBang yang disebut VIP mempertanyakan motif di balik perampokan tersebut. Di antaranya mengapa insiden tersebut justru terjadi pada 15 Agustus yang juga merupakan Hari Peringatan Perang Dunia II yang berakhir dengan menyerahnya Jepang.

Media lokal menduga kejadian tersebut dilakukan kelompok antihallyu. Beberapa waktu sebelumnya, sebagian masyarakat Jepang menuntut stasiun televisi di Jepang untuk tidak lagi menayangkan acara-acara berbau Korea. Bahkan, NHK BS Nippon dan BS Japan pernah menghentikan penayangan film "A Man Called God" yang dibintangi oleh artis Korea, Song Il Gook.

Alasannya, artis tersebut belakangan diketahui termasuk yang setuju bahwa Pulau Dokdo atau yang oleh Jepang disebut Pulau Takeshima merupakan milik Korea. Pulau Dokdo (Takeshima) merupakan gugusan pulau yang terletak di antara Korea Selatan dan Jepang. Kedua negara saling memperebutkan pulau-pulau itu selama puluhan tahun terakhir.

Sengketa pulau antara Jepang dan Korea itu bahkan terbawa sampai ke olimpiade olahraga. Saat ada pertandingan sepak bola kedua negara, Korea Selatan keluar sebagai pemenang. Pesepakbola Korea Selatan, Park Jong Woo, kemudian mengangkat sebuah plakat bertuliskan "Dokdo adalah Wilayah Kami."

Aktris Korea, Kim Tae Hee, juga dilarang datang ke Jepang. Kebencian masyarakat Jepang kepadanya bahkan terang-terangan. Terlihat, promosi produk obat mata Jepang yang melibatkan Kim Tae Hee sebagai model pun terpaksa dibatalkan. Kebencian tersebut berujung ke kegiatan unjuk rasa. Pengunjuk rasa di Jepang berkomentar, "Kim Tae Hee tak boleh datang ke Jepang. Putuskan kontraknya. Orang yang anti Jepang tak boleh bekerja di Jepang. Jika dia datang, kami akan membunuhnya."

sumber : Yomiuri shimbun
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement