Ahad 19 Aug 2012 11:53 WIB

Soal Iran, Perez Ribut dengan Netanyahu

Presiden Israel shimon Perez
Presiden Israel shimon Perez

REPUBLIKA.CO.ID, Penentangan Presiden Zionis Israel Shimon Peres atas retorika serangan sepihak Tel Aviv terhadap Iran meningkatkan ketegangan baru antara presiden Zionis Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dalam menanggapi retorika gila perang Netanyahu untuk kemungkinan melakukan serangan Israel secara sepihak terhadap Iran, Peres mengatakan pada Kamis (16/8), Israel tidak harus membuat langkah gegabah terhadap Iran tanpa dukungan AS.

"Sudah jelas bagi kami bahwa kami tidak bisa melakukannya sendirian .... Ini jelas bagi kita, kita harus melakukannya bersama-sama dengan Amerika," kata Peres pada televisi Saluran Dua Israel.

Pernyataan Peres tersebut memicu reaksi cepat dari para pejabat Israel. Seorang anggota dari delapan anggota komite keamanan Israel mengatakan komentar tersebut menimbulkan tantangan baru untuk pejabat politik.

Dia menambahkan bahwa para pejabat politik akan membuat keputusan akhir dan presiden adalah bagian tituler, dan menambahkan, komentar seperti itu akan mengurangi kemampuan operasional Israel.

AS, Israel dan beberapa sekutunya menuduh Tehran mengejar  program energi nuklirnya untuk tujuan militer dan Tel Aviv berulang kali mengancam Tehran akan melakukan serangan militer.

Namun, Iran berkali-kali membantah tuduhan itu dan menyatakan bahwa program nuklirnya adalah benar-benar damai.

Sementara itu, sumber yang dekat dengan Netanyahu secara terbuka mengkritik pernyataan Peres dan mengatakan dia telah melupakan "posisi sebagai presiden" dan  melampaui batas kemampuannya. Mereka mencatat bahwa Peres telah melakukan "tiga kesalahan kardinal mengenai keamanan Israel."

Mereka juga mengatakan bahwa Peres melakukan kesalahan pertama ketika dia berpikir bahwa Accord Oslo akan menciptakan sebuah Timur Tengah baru tapi mengambil nyawa lebih dari 1.000 warga Israel.

Sumber tersebut menambahkan, kesalahan kedua adalah dukungannya pada perang Gaza pada 2005, yang menurutnya akan mengarah pada perdamaian tetapi mengakibatkan serangan roket dari Gaza terhadap Israel.

Kesalahan terburuk yang mereka catat adalah keberatan atas serangan terhadap reaktor nuklir Irak pada tahun 1981.

sumber : IslamTimes
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement