REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG---Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Ahad sore, mengumumkan ia akan melancarkan masa berkabung nasional buat 44 orang yang tewas dalam konflik tambang batu bara di Marikana.
Dari 20 sampai 26 Agustus, masa berkabung nasional selama satu pekan akan dilaksanakan untuk mengenang semua orang Afrika Selatan yang gugur, terutama mereka yang tewas di tambang Marikana, kata presiden tersebut.
Pada Kamis sore (16/8), penembakan terjadi saat beberapa ratus polisi berusaha membubarkan beberapa ribu pekerja tambang yang mogok di tambang Marikana di provinsi utara North West, sehingga 34 orang tewas dan lebih dari 78 orang lagi cedera.
Itu adalah konflik paling mematikan antara polisi dan pemrotes sejak apartheid berakhir di Afrika Selatan pada 1994.
Pada 10 Agustus, sebanyak 3.000 pekerja pengeboran di tambang tersebut memulai protes, guna menuntut kenaikan upah. Namun, protes itu berubah jadi kerusuhan beberapa hari kemudian, sehingga menewaskan 10 orang sebelum penembakan, termasuk dua polisi, dua penjaga keamanan, tiga pemrotes dan tiga orang lagi.
Presiden Jacob Zuma mengatakan rakyat di negara itu terkejut dan sedih, demikian laporan Xinhua. "Kita harus mencerminkan kesucian jiwa manusia dan hak untuk hidup sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang dasar," katanya.
Zuma mengatakan bendera akan dikibarkan setengah tiang di Afrika Selatan serta semua misi di luar negeri selama satu pekan berkabung nasional tersebut. "Kamis akan jadi hari resmi bagi pelaksanaan berkabung," katanya.
Zuma menyeru masyarakat agar semua orang Afrika Selatan bersatu melawan kekerasan. Ia mengatakan, "Kita harus menegaskan kembali kepercayaan kita pada perdamaian, kestabilan dan ketenangan serta dalam membangun masyarakat yang peduli, bebas dari kejahatan dan kekerasan."