Rabu 22 Aug 2012 06:23 WIB

Lemahnya Dolar dan Bantuan Merkel Naikkan Harga Minyak

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik pada Selasa (21/8) waktu setempat atau Rabu (22/8) waktu Indonesia memperlihatkan kenaikan. Hal ini memberikan gairah baru bagi Eropa untuk mengatasi krisis uang di sana.

Kenaikan itu terjadi pada kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman September, menutup hari perdagangan terakhirnya di 96,40 dolar AS per barel. Artinya ada kenaikan 43 sen dari penutupan Senin. Sementara, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, naik 94 sen menjadi menetap di 114,64 dolar AS per barel di perdagangan London.

Analis Again Capital, John Kilduff, mengatakan bahwa komentar dari anggota senior partai Kanselir Jerman Angela Merkel berdampak positif terhadap perdagangan minyak. Merkel telah menyatakan bahwa Jerman bersedia untuk memberikan beberapa kelonggaran dalam dana talangan (bailout) Yunani yang didera utang. Menurutnya, komentar itu telah mengirim sinyal positif ke pasar dan euro pun menguat.

Selain itu, melemahnya mata uang AS cenderung meningkatkan permintaan untuk minyak mentah yang dihargakan dalam dolar. Menurutnya, dalam pasar yang tenang karena kurang berita utama ekonomi, para pedagang juga telah diyakinkan oleh keberhasilan lelang obligasi oleh Spanyol yang sedang kesulitan.

Sementara itu, ketegangan Timur Tengah terus mendukung harga minyak. Namun, bukan merupakan faktor besar dalam perdagangan Selasa, kata Jim Ritterbusch di Ritterbusch & Associates.

"Pasar telah menunjukkan meningkatnya kegelisahan tentang kemungkinan gangguan pasoka, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah," kata Leo Drollas dari Centre for Global Energy Studies yang berbasis di London.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement