REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Selasa (21/8) mengutuk serangan bom mematikan di Turki. Bom itu menewaskan sedikitnya sembilan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
"Kami mengutuk serangan yang berlangsung kemarin di Gaziantep, Turki, yang menewaskan sembilan orang dan lebih dari 60 lainnya luka-luka," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland, seperti dilansir Xinhua.
Nuland menegaskan kembali dukungan AS dalam perang melawan terorisme di Turki dan menyerukan ketenangan di bangun setelah serangan. Ledakan mematikan itu terjadi di dekat sebuah kantor polisi di provinsi Turki tenggara Gaziantep pada Senin malam.
Partai Pekerja Kurdistan dilarang (PKK), tersangka yang biasa dalam serangan serupa di Turki, menolak pihaknya bertanggung jawab atas serangan itu. Bentrokan antara pasukan keamanan Turki dan PKK telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Serangan Selasa juga cenderung untuk lebih mempertegang hubungan yang antara Turki dan tetangganya Suriah, pada saat pejabat Turki menunjukkan kolaborasi PKK dan rezim Suriah dalam insiden itu. PKK, yang didaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki dan sebagian besar masyarakat internasional, mengangkat senjata pada tahun 1984 dalam upaya membentuk tanah air etnik di Turki tenggara. Sejak itu, lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam konflik yang melibatkan antar-kelompok.