REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dan Amerika Serikat telah terlibat dalam sengketa atas kebebasan berekspresi di bawah pemerintahan Perdana Menteri Recep Erdogan. Ankara dan Washington sedang berdebat atas apa yang disebut oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai penurunan kebebasan individu di Turki.
Para pejabat, termasuk duta besar AS untuk Ankara, mengkritik kebebasan berekspresi di Turki. Sang dubes mengkritik keterbatasan yang dihadapi oleh politikus, seniman dan media Turki.
"Saya tetap percaya bahwa itu salah satu sisi fundamental dimana Turki perlu memperhatikan apakah mereka benar-benar ingin tampil sebagai kelas pertama standar demokrasi dunia," kata duta besar AS untuk Ankara, Francis Ricciardone.
Kritik AS terhadap penindasan di Turki menggema saat perbedaan pendapat antara Turki dan Uni Eropa belum terselesaikan. Eropa telah berulang kali menyatakan keprihatinan atas penangkapan ratusan jurnalis, seniman, akademisi dan lain-lain di Turki.
Erdogan mengecam balik kritikan Ricciardone. ''Ricciardone, seorang mantan duta besar untuk Mesir, hanyalah pendatang baru di dunia politik,'' kecam Erdoga.