Rabu 22 Aug 2012 18:21 WIB

Separuh Rakyat Cina Boikot Produk Jepang

  Sebuah kendaraan polisi merk Honda dirusak massa dalam aksi unjuk rasa anti Jepang di Shenzen, Cina, Ahad (19/8).
Foto: AP
Sebuah kendaraan polisi merk Honda dirusak massa dalam aksi unjuk rasa anti Jepang di Shenzen, Cina, Ahad (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Sebagian masyarakat Cina 'memboikot' produk Jepang, menyusul menghangatnya hubungan Cina dan Jepang terkait sengketa Pulau Diaoyu beberapa pekan belakangan. Namun, sebagian masyarakat juga masih mendatangi toko-toko yang menjual produk-produk Jepang, seperti di kawasan belanja Sanlintun Village dan Wangfujing, Beijing.

"Diaoyu itu sudah jelas, merupakan wilayah bagian perairan Cina. Tidak ada yang bisa membantah hal itu. Saya tidak akan memakai produk Jepang sampai mereka menghargai kedaulatan Cina," ujar salah seorang karyawan sebuah bank di Beijing, Zhongwen Ungkapan serupa juga diungkapkan Meiwein, mahasiswi di Universitas Peking. "Kedaulatan Cina termasuk di Pulau Diaoyu tidak bisa diutak-atik siapa pun termasuk Jepang. kami bisa memakai produk lain selain Jepang," ujarnya.

Meski begitu, berdasar pantauan ANTARA di Sanlitun Village dan Wangfujing, sebagian masyarakat masih mendatangi toko-toko yang menjual produk Jepang. Bahkan toko perusahaan garmen asal Jepang "Uniqlo" di Sanlitun village dan Solana tetap ramai dikunjungi.

Sebagian dari mereka mengatakan sengketa Pulau Diaoyu antara Cina dan Jepang adalah masalah politik. "Itu masalah politik tidak terkait dengan masalah bisnis, dagang. Dan kedua negara pasti akan tetap menjaga hubungan baik yang sudah terjalin," kata salah seorang pengunjung Uniqlo di Solana.

Cina dan Jepang dalam beberapa pekan terakhir terlibat sengketa wilayah yakni Pulau Diaoyu. Beijing mencatat Jepang telah beberapa kali melakukan langkah ilegal dengan mengirimkan kapal dan sejumlah aktivis ke pulau yang disengketakan.

Sedangkan Jepang juga telah memulangkan 14 aktivis Cina saat berada di Diaoyu. Akibat sengketa itu, sejumlah demonstrasi anti-Jepang baik di Kedutaan Besar Jepang di Beijing dan di sejumlah kota lain di Cina, terus berlangsung.

Demonstrasi anti-Jepang terjadi antara lain di sepuluh kota besar antara lain Beijing, Guangzhou, Shenzhen, dan Hangzhou. Aksi unjuk rasa di beberapa kota itu, bahkan diwarnai perusakan terhadap produk dan barang asal Jepang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement