REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pertemuan Puncak Gerakan Non-Blok (GNB), yang dijadwalkan diselenggarakan di Teheran pada 26-31 Agustus, sangat penting. Pendapat itu disampaikan oleh mantan perdana menteri Malaysia dan politisia terkemuka, Mahathir Mohammad, Rabu (22/8).
Saat berbicara kepada wartawan, Mahathir mengatakan bahwa Barat mengenakan sanksi "tidak adil" kepada Iran karena itu pertemuan puncak Teheran adalah peristiwa penting.
Ia mengatakan, "negara-negara tertentu GNB juga telah menegakkan sanksi terhadap Iran yang merupakan langkah benar-benar tidak bijaksana, karena sanksi tersebut tidak bagian dari PBB, tetapi langkah sepihak dilontarkan yang oleh Amerika Serikat.
AS dapat mengeluarkan apapun sanksi yang diinginkan terhadap Iran, tetapi tidak ada alasan negara lain untuk mengikutinya." Mahathir juga berpendapat pada pertemuan GNB tidak boleh ada batas dan ketakutan dalam mengekspresikan pendapat di sana.
Dia mengatakan GNB muncul dengan tujuan kebebasan dari kekuasaan blok barat dan blok timur dan sekarang juga, harus terus bebas dari pengaruh Barat, jika Barat akan mendominasi mereka.
Dia menambahkan bahwa negara-negara GNB harus menolak setiap keputusan yang tidak bijaksana dan mengikuti keputusan yang tepat yang dibuat oleh gerakan.
"Bahkan, GNB harus berfungsi sebagai forum yang mampu membela kepentingan negara-negara lain, tidak boleh tunduk pada perlakuan yang tidak adil oleh pemerintah Barat."
Adapun mengenai ancaman Israel terhadap Iran, Mahathir Mohammad mengatakan Israel tidak dapat menyerang Iran sendirian. "Israel berani melakukan gerakan kekerasan terhadap Iran karena dukungan Amerika Serikat," ujar Mahathir.
AS, imbuhnya, terkenal untuk memulai aksi militer bahkan ketika tidak ada pembenaran yang cukup untuk tindakan seperti itu. "AS adalah satu-satunya pembela Israel. AS berada di balik serangan-serangan yang mungkin dilakukan oleh Israel."