REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak keterlibatannya dalam surat yang dikirim Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman terkait penggulingan Mahmud Abbas. Ia menyatakan, surat tersebut tidak merepresentasikan posisi pemerintah Israel.
"Meski Abbas telah menciptakan kesulitan dalam dimulainya kembali negosiasi perdamaian, Pemerintah Israel tetap berkomitmen melanjutkan upaya untuk berdialog dengan rakyat Palestina," kata seorang juru bicara Netanyahu yang enggan disebutkan namanya seperti dilansir AP, Rabu (22/8).
Sebelumnya, Menlu Israel Avigdor Lieberman mengirim surat kepada kuartet mediator Timur Tengah, yakni Amerika Serikat, PBB, Uni Eropa, dan Rusia untuk menggulingkan pemerintahan Abbas dengan mengadakan pemilihan umum di Palestina.
Liberman berdalih pemerintahan otoritas Palestina yang dipimpin Abbas saat ini tidak sah. Lieberman yang memimpin partai garis keras di Israel memang terkenal kerap berbeda pendapat dengan rekan-rekannya di pemerintahan Israel.
Ia pernah mempermalukan Netanyahu dengan mengungkapkan skeptisisme terhadap peluang terwujudnya perdamaian dengan Palestina dalam sebuah pertemuan Majelis Umum PBB tahun 2010.
Tahun berikutnya, ia giliran menentang rancangan yang diusulkan Presiden AS Barack Obama untuk mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.