REPUBLIKA.CO.ID, Langkah Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) yang melabeli semua produk Israel sebagai buatan Palestina alias 'Made in Palestina' berbuah kecaman. Pemerintah negeri Zionis tersebut mengutuk keras tindakan Pemerintah Afsel tersebut.
"Tindakan itu benar-benar tidak bisa diterima," tegas juru bicara Kementeri Luar Negeri Israel, Yigal Palmor dalam pernyataannya, Rabu (22/8).
Kendati demikian, ia mengatakan langkah tersebut belum benar-benar diberlakukan. "Dan memang demikian, dalam kasus lain konflik nasional, teritorial atau etnis," ujarnya.
"Apa yang benar-benar tidak dapat diterima adalah penggunaan alat-alat yang, dengan esensi, diskriminasi dan tunggal, mendorong pemboikotan umum," tuturnya lagi.
Sebuah kelompok Pro-Palestina telah melakukan serangkaian kampanye pemboikotan semua produk Israel dan segala invesstasi dari perusahaan-perusahaan Israel.
Kabinet Afrika Selatan mengatakan, pihaknya telah menyetujui memberi label " Made in Palestine" atas barang impor dari pemukim Yahudi. Menurut pemerintah, hal ini sejalan dengan sikap Afrika Selatan yang mengakui perbatasan Israel-Palestina pada 1948.
Menurut juru bicara pemerintah Afrika Selatan, Jimmy Manyi, pemerintah tak mengakui wilayah pendudukan di luar perbatasan sebagai bagian dari Israel. Sehingga mereka menganggap barang dari wilayah tersebut, berasal dari Palestina.
Menteri Perdagangan Afrika Selatan telah memberi persetujuan untuk pemberian label tersebut. Menurutnya langkah ini untuk memberitahu pembeli asal produk tersebut bukan dari Israel.