Kamis 23 Aug 2012 17:30 WIB

Parlemen Myanmar Sambut Permintaan Delegasi PKS

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Dewi Mardiani
  Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid memberikan pidato Solidaritas Untuk Muslim Rohingya (Myanmar) dan Syria dalam aksi massal simpatisan PKS di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (12/8). (Aditya Pradana Putra/Republika)
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid memberikan pidato Solidaritas Untuk Muslim Rohingya (Myanmar) dan Syria dalam aksi massal simpatisan PKS di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (12/8). (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Parlemen Myanmar merespon positif permintaan delegasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk segera menyelesaikan konflik kekerasan terhadap Etnis Rohingnya. “DPR Myanmar proaktif dan akan berupaya menyelesaikan konflik Rohingnya,” kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, (23/8).

Mardani menyatakan, delegasi PKS membawa tiga misi penting di Myanmar. Pertama meminta Parlemen Myanmar menormalisasi keadaan. Kedua, mengunjungi langsung pusat lokasi terjadinya kekerasan. Ketiga, mencari fakta sebenarnya soal kekerasan terhadap etnis Rohingnya.

Berdasarkan laporan yang dikirim delegasi PKS kepadanya, Mardani mengungkapkan Parlemen Myanmar merespon positif permintaan delegasi PKS. “Mereka berjanji konflik ini akan diselesaikan,” katanya.

Dalam kacamata PKS, kekerasan yang dialami etnis Rohingnya sangat kompleks. Aksi kekerasan ke etnis Rohingnya adalah tidak adanya pengakuan hak warga negara dari pemerintah Myanmar maupun Bangladesh. Padahal secara historis Etnis Rohingnya telah mendiami Arakan sejak Abad ke-7 masehi. Arakan sendiri merupakan provinsi di Barat Laut Myanmar berbatasan dengan Bangladesh.

Mardani memperkirakan delegasi PKS yang dipimpin Hidayat Nur Wahid akan kembali ke Tanah Air pada Ahad (26/8). Delegasi, imbuh Mardani, akan menindaklanjuti hasil kunjungan dalam sejumlah program. Pertama, menyampaikan ke masyarakat mengenai fakta-fakta yang sebenarnya terjadi di Myanmar. Kedua, mendesak pemerintah Indonesia sebagai pemimpin ASEAN menyelesaikan konflik Rohingnya sesuai aturan ASEAN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement